“Jadi, papa alasannya?” Anna tersentak, tapi ia masih bisa tenang ketika menolehkan kepala dan mendapati Natasha berdiri di belakanganya. Adiknya itu bersandar pada pintu kaca, pembatas balkon dan kamar Anna. “Sejak kapan kamu di sana?” “Cukup lama sampai aku mengerti satu hal.” Natasha berjalan, ia melewati Anna untuk duduk di kursi yang berada di samping Anna. Anna mengabaikan Natasha, ia mematikan ponselnya kemudian matanya menatap lurus ke dalam hutan buatan yang berada tepat di belakang kamarnya. Karena keberadaan hutan itulah Anna sengaja memilih kamar yang ia tempati sekarang sebagai kamarnya. Di saat yang lain memilih pemandangan laut dan pantai untuk dilihat dari balkon mereka, Anna memilih hutan yang diam dan tenang untuk ia pa