“Ngapain kamu ke sini, Mas!” Dengan ketus Lani menyapa kedatangan suaminya yang sudah muncul di rumah Pakde Lukman pagi ini. Kedua tangan Lani terlipat depan d**a, sambil bersandar di dinding ruang tamu. “Dek, Mas ingin bicara sama kamu,” jawab Latif mengalah karena tidak ingin ribut dengan istrinya. “Apalagi yang mau kamu bicarakan, Mas! Kamu mau pamer ke aku jika sudah kembali sama istri yang sebenarnya belum kamu ceraikan itu?” Latif mendekat dan mencoba meraih lengan istrinya yang langsung ditepis oleh Lani. “Dek, dengarkan Mas dulu. Mas sudah menceraikan Lena.” Lani terkekeh sinis. “Kamu pikir aku percaya?” “Aku sudah memberikan talak padanya.” “Oh, ya? Yakin kamu tidak menyesal sudah menalak istrimu yang jadi cantik sekali seperti itu.” Latif menghela napas panjang. “Dek, aku