Nadine menatap wajah Ditya yang masih terpejam. Masih tak sanggup bicara apapun, menunggu pria di hadapannya membuka mata. Satu menit... Dua menit... Tiga menit... Ditya tetap tak membuka matanya, justru dengkuran halusnya terdengar kembali. Nadine terkekeh. Entah mengapa ia merasa begitu konyol. 'Ya ampun, serius Ditya mimpi ngelamar Nadine?' Nadine mengecup kembali pipi kiri Ditya, lalu beranjak ke lemarinya mengambil oversized T-shirt berwarna putih polos. T-shirt itu diletakkannya di atas nakas, beserta sebuah notes yang ditulisnya agar sebangunnya nanti kekasihnya itu tidak sungkan untuk membersihkan diri. Ditya membuka matanya. Entah sudah berapa lama ia tertidur. Tadi ia masuk ke kamar Nadine berniat untuk menutup netranya sejenak sembari menunggu Nadine membawa sar