Setelah menangis karena tidak bisa menahan rasa sedih akibat penolakan yang Arvino katakan padanya, Devika memilih duduk di bangku panjang sebuah taman rumah sakit yang berada di belakang bangunan tersebut. Sambil duduk menundukan wajahnya dan mengusap kasar air matanya menggunakan punggung tangannya, ia menangis dengan perasaan yang terpukul ketika penolakan cinta yang selama ini ia ukir dengan nama Arvino di hatinya. Devika memilih menyendiri sejenak untuk menghilangkan rasa sedihnya dengan duduk di bangku taman daripada ia mengemudikan mobilnya dalam keadaan kalut dan berakhir dengan kecelakaan. Sebuah uluran sapu tangan berada di samping wajahnya. Devika menoleh dan mendapatkan Fikri disana. Devika tidak menerima dan memilih memalingkan wajahnya karena tidak suka dengan keberadaan