1
"Ahhh!!" Desahku hebat ketika ereksi-nya masuk menerobos liangku.
Dia berada di atasku menaik-turunkan tubuhku agar ereksinya keluar masuk kewanitaan. Aku bergetar hebat sekaligus merasakan nikmat. Rasanya sakit, berdenyut namun membuatku ketagihan.
"Kau benar-benar sempit s**t. Aku menyukai ini. " Katanya.
Dia ikut mendesah sambil terus mengeluar masukan ereksinya. Aku basah hebat dibuatnya Mataku terpejam dan terbuka terus menerus karna menikmati.
Dia melakukannya sambil mencium leherku. Dia menghisap dan menggigitnya. Aku rasa pasti sudah ada tanda merah di sana. Tidak ketinggalan dia meremas-remas payudaraku sambil memainkan p****g. Putingku menegang. Pria ini benar-benar hebat di ranjang.
"Honey!" Suara teriakan dari bahwa menghentikan semuanya.
"Ah f**k!" Dia mengeluarkan batang ereksinya. Aku merengut karna sama sekali belum puas. Aku memeluknya karna tak ingin ini selesai cepat. Aku juga tidak tahu mengapa seberani ini namun rasa tidak puas membuatku seperti ini. Dia teresenyum bengis dan nafsu melihat apa yang aku lakukan. "Kau sudah berani sekarang ya. Gadis nakal aku suka itu. Kau benar-benar membuatku semakin bernafsu."
Aku hanya diam dan menggigit bibirku. Dia lalu menciumi payudaraku sambil memainkan lidahnya di putingku. Di bawah dia menggesek-gesekan ereksinya pada luar kewanit. Dia membuatku semakin menginginkan dirinya di dalamku.
"Honey kau dimana? Apa kau belum selesai mandi? Kita harus ke kantor sekarang." Teriak suara itu lagi.
Dia meremas rambutnya kesal dan menghentikan semuanya. "Argh!"
"Baik honey aku akan segera turun." Jawabnya. Dia menoleh kepadaku. "Pakai baju dan ayo kita berangkat kuliah sebelum Daphne curiga."
Aku mengangguk dan sedikit meringis merasakan sakit di kewanitaan-ku. Dia menyetubuhiku dengan begitu liar. Awalnya aku selalu tidak mau tapi dia selalu berhasil membuatku bertekuk lutut.
"Kenapa?" tanyanya menganalisa melihat wajahku. Aku hanya menggeleng takut. "Apakah sakit?" Aku hanya terdiam. "Mungkin aku masih punya waktu sedikit untuk menjilati agar tidak sakit."
Aku langsung melotot mendengarkan itu. "T-tidak perlu." jawabku buru-buru. Dan dia menyeringai sambil mengancingkan jasnya.
"Ayo kita turun sebelum Daphne curiga."
"Yes Dad."
Ya dia adalah ayah tiriku. Louis. Dia hanya berbeda lima tahun denganku. Dia berumur Dua puluh tujuh tahun. Dia menikah dengan ibuku baru-baru ini. Ibuku sudah berumur empat puluh lima tetapi memang masih sangat cantik dan memiliki badan bagus karna dia adalah model sementara Louis adalah direktur sebuah redaksi majalah.
Saat sebulan yang lalu mereka menikah aku begitu kaget. Tapi aku berusaha menerima demi kebahagiaan mom. Dan siapa yang tidak mau tinggal satu rumah dengan pria setampan Louis. Walaupun dia adalah ayahku sekarang. Sampai suatu saat Louis mabuk dan memperkosaku. Dan setelahnya dia selalu melakukannya lagi. Memaksaku. Dan aku yang pada akhirnya selalu tergoda ketika ereksinya yang berada dalam celana mulai menempel di kulitku.
***