10. Bakar Uang

1511 Kata
Fio keluar dari ruang kerjanya setelah mendengar suara teriakan dan jeritan  yang berasal dari luar gedung kantornya, dia pun menuju dinding kaca yang berada di dekat lift, melihat keluar. Sejauh mata memandang didapati banyak sekali orang-orang membawa kertas-kertas besar, juga papan-papan yang Fio tak kenali tulisannya karena terlalu jauh. Dia pun memutuskan turun ke lobbi untuk melihat lebih dekat, apakah ada demo yang menuntut perusahaannya? Dengan gugup dia menekan tombol lift ke lantai satu. Lalu dia semakin mempercepat langkahnya ketika pintu lift terbuka, kerumunan orang-orang itu tampak berbaris dengan barikade para petugas keamanan yang menghalangi mereka untuk masuk ke dalam gedung. “Ada apa sih?” tanya Fio ke reseptionis yang ikut berdiri memperhatikan kerumunan orang-orang yang didominasi oleh kaum perempuan. “Ibu lupa? Hari ini kan Sunshine ada shooting iklan di perusahaan kita,” ucap reseptionist berwajah cantik itu. Fio menepuk keningnya, dia terlalu sibuk belakangan ini sehingga dia melupakan hal yang penting. (Baca Suamiku, Idolaku. Untuk menjadi saksi kisah cinta dari salah satu anggota idol group Sunshine ^^) Karena kesibukannya, dia hampir tak menghitung hari yang telah lewat sebulan sejak meeting yang membahas tentang produk baru. Produk dengan kemasan baru itu telah di cetak dengan menampilkan gambar ke enam member idol group yang telah mengeluarkan album terbaru beberapa bulan lalu itu. “Para petugas keamanan tampak kewalahan, perlukah kita meminta bantuan petugas kepolisian Bu?” tanya resepsionis itu. Fio pun menggeleng dia merasa belum memerlukannya. “Kamu punya toa? Pengeras suara?” tanya Fio. Wanita itu pun mengangguk dan menuju ruangan di belakang meja resepsionis mengambil satu buah pengeras suara yang corongnya berbentuk seperti terompet dan mencobanya. “Syukurlah batereinya masih ada, aku akan kesana ya,” ucap Fio. Pintu otomatis terbuka dan beberapa petugas keamanan membungkuk hormat kepadanya. Suara teriakan dan riuh dari para fans Sunshine terdengar memekakan telinga. Fio berdiri diatas tangga berundak. “Permisi semuanya, saya mohon perhatiannya sebentar!” teriak Fio sehingga para fans itu pun menghentikan teriakan dan sorakan memanggil nama Sunshine. “Terima kasih. Teman-teman yang saya hormati, saya tahu kalian semua sangat antusias menyambut Sunshine, namun ... saya harap kita semua bisa memberikan contoh bahwa para fans Indonesia adalah fans yang sopan dan menghargai idolanya,” ucap Fio sambil mengedarkan pandangan ke sekitar. Fans yang telah memengang poster idol, kertas dan papan penyambutan itu tampak lekat menatapnya. “Sebentar lagi Sunshine akan tiba di sini, jadi saya harap teman-teman bisa memberi jalan dan mundur lima belas langkah, karena mobil mereka tak akan bisa sampai sini jika kalian memblokir jalanan. Kalian mau lihat mereka kan?” tanya Fio. Semunya berteriak mengiyakan. “Baik, mundur sekarang yaa kita hitung sama-sama, satu ... dua ... ,” Fio menghitung diikuti para fans itu yang melangkah mundur. “Siap menyambut Sunshine?” tanya Fio. Mereka pun berteriak siap. Fio mengangkat jempolnya, para petugas keamanan tampak tersenyum senang karena Fio berhasil menenangkan mereka. Fio menelepon tim yang bertugas untuk acara hari ini agar segera menemuinya bertepatan dengan mereka yang memang juga sudah sampai lobbi karena mobil yang dihuni member idol itu telah sampai gerbang. Fio tampak berbisik dengan tim yang menangani idol itu hari ini. Tak berapa lama motor petugas kepolisian yang mengawal mereka sampai, diiringi beberapa mobil yang mengawal satu mobil mewah dengan posisi di tengah. Para fans kembali berteriak histeris, sebagian tak kuasa menahan air matanya karena dapat melihat idol favorit mereka dari jarak cukup dekat. Lalu keluarlah para anggota grup tersebut satu persatu, Fio sampai menganga ikut terpesona dengan wajah mereka yang sangat tampan. Ke enamnya menghampiri Fio dan naik ke tangga, setelah barisan mobil itu menuju halaman parkir, mereka tampak menyapa para penggemarnya dengan melambaikan tangan. Para penggemar itu berteriak memanggil nama mereka, merekam gambar dan ikut melambaikan tangan. Lalu bersama pengawal mereka, ke enam anggota itu ikut masuk ke dalam gedung perusahaan untuk shooting, setelah bersalaman dengan Fio yang diperkenalkan oleh tim yang mengatur acara hari ini. Karyawan yang mengatur kontrak antara Dhananfood dan Sunshine yang juga bertugas sebagai ketua tim acara untuk hari ini pun menjembatani komunikasi antara Fio dan anggota Sunshine. “Bu Fio, ini Yohan, leader dari member Sunshine,” kenal staff itu kepada pria bermata sipit dengan senyum manis berlesung pipi yang cukup dalam, wajahnya tampak bersinar seperti nama grupnya juga hidungnya yang mancung. “Hai Yohan, my name is Fio,” ucap Fio, Yohan membalas uluran tangannya. “Hello, i’m Yohan, nice to see you,” ucap Yohan. “Nice too see you too,” balas Fio, diiringi harapan semoga shooting hari ini berjalan lancar sehingga mereka dapat cepat mengiklankan produk itu. Yohan pun berharap demikian karena jadwal mereka sangat padat. *** Shooting hari ini berjalan dengan sangat lancar bahkan mereka hanya melakukan satu kali take saja tanpa pengulangan, mereka sudah memahami scriptnya sejak di perjalanan tadi dan menghapal percakapan yang mereka perlu ucapkan meski beberapa percakapan menggunakan bahasa Indonesia. Yohan yang bahasa Indonesianya tampak paling lancar. Sementara acting Shane yang tampak natural, tentu saja karena Shane juga dikenal sebagai aktor drama Korea, banyak judul yang dibintanginya membuat namanya kian dikenal. Fio masih berada di kantor meskipun jam pulang kerja telah lewat, dia bersama Pasha menuju studio tempat director dan beberapa crew yang bertugas menyunting gambar, para member idol group itu telah lama meninggalkan kantor, diikuti para penggemarnya yang juga mulai berpencar dengan wajah senang karena bisa melihat idola mereka. Grup itu harus melakukan gladi resik sebelum konser yang diadakan besok malam. Bahkan mereka harus melakukan fan meeting esok pagi sehingga mereka harus tepat waktu melaksanakan segalanya. “Bagaimana proses penyuntingan gambarnya?” tanya Pasha kepada director yang berkutat dengan komputer untuk kerjanya. “Semua lancar, kami akan menyelesaikan malam ini, agar besok iklan ini bisa ditayangkan serempak sebelum konser mereka,” jawab director itu antusias. Fio tersenyum senang dan menepuk bahu sang director yang telah lama bekerja sama dengan perusahaan Dhananfood. “Kerja bagus, Pak. Namun jangan memaksakan diri ya, jangan jatuh sakit,” ucap Fio. “Tenang saja, saya telah lama mengenal pak Dhanan dan sangat mengaguminya, karenanya saya akan selalu melakukan yang terbaik untuk proyek-proyek Dhananfood, para idol group itu juga cukup komunikatif dan cerdas, aktingnya natural dan sangat bagus, pantas saja mereka mampu bertahan belasan tahun lamanya,” ucap director itu membuat Fio dan Pasha terkekeh. “Jangan bilang, bapak juga fansnya?” tanya Pasha. “Hahaha bukan saya, tapi anak saya, karena itu saya mengajaknya kesini, dia juga yang bertugas merapikan make up dan kostum mereka, lihat wajah bahagianya,” tunjuk pria itu ke salah satu sudut dimana tampak putrinya tersenyum lebar melihat foto-foto yang diambilnya tadi. Bahkan wajahnya tak tampak lelah meski di tangan masih ada beberapa alat make up yang belum dirapikannya karena terlalu bahagia. Fio ikut tersenyum lebar melihatnya. Dia pun memperhatikan proses penyuntingan gambar sebelum meninggalkan ruangan studio itu bersama Pasha. Pasha mengangkat tangannya ke atas dan seolah meregangkan otot-ototnya yang kaku sambil memutar lehernya. “Kamu lewatin jadwal Zumba hari ini?” tanya Pasha ketika mereka tengah menunggu lift. “Yah mau bagaimana lagi, sudah sering melewati karena terlalu banyak kerjaan,” kekeh Fio. “Hari ini puncaknya, besok tim akan membeli banyak slot iklan jika telah lulus sensor, kita benar-benar membakar uang,” ucap Pasha. “Ya bakar uang dalam jumlah yang besar, namun aku yakin kita akan mendapatkan hal setimpal bahkan lebih, aku percaya dewi keberuntungan berpihak pada kita,” ucap Fio bertepatan dengan denting lift yang berhenti tepat di depan mereka sehingga mereka berdua masuk ke dalam lift itu untuk menuju ruangan mereka di lantai yang sama. Memang Ken yang meminta ruangan Pasha di lantai yang sama dengannya di lantai teratas agar lebih mudah berkomunikasi, Pasha pun menyetujui itu. “Ken sudah pulang?” tanya Pasha. Fio pun mengangguk, memperhatikan jam di tangannya, sudah hampir pukul sepuluh malam, sepertinya dia pun harus segera pulang. “Mungkin dia sudah tidur,” jawab Fio. “Apa di rumah pun sikapnya sama?” tanya Pasha. “Ya sama, tak ada yang berbeda,” jawab Fio seraya terkekeh. “Oiya, apa yang aku pikirkan ya? Sudah malam, kamu langsung pulang, setelah ini aku masih mau lihat penyuntingan gambar lagi sampai mendapat hasil akhir yang terbaik,” ucap Pasha. “Terima kasih ya, kamu sangat berjasa terhadap perusahan ini Sha,” ucap Fio, pintu lift terbuka dan mereka keluar dari lift itu. “Ya, memang sudah tugasku.” Pasha tersenyum dan melangkah lebih dahulu. “Aku rasa yang kamu lakukan lebih dari sekedar tugas saja,” kekeh Fio. “Ya, sejujurnya aku memang sangat ingin membantu Ken sama seperti janjiku dahulu kepadanya untuk selalu bersamanya,” jawab Pasha. “Kamu harus cepat dapat kekasih, atau orang-orang akan mengira kalian berdua mengalami penyimpangan,” goda Fio. “Hahaha nggak lah, ngaco kamu. Sudah sana pulang, hati-hati di jalan,” ujar Pasha saat mereka berhenti tepat di depan ruangan Fio yang menyatu dengan ruangan Ken. “Oke, selamat begadang,” ujar Fio sembari masuk ke ruangan itu, meninggalkan Pasha yang menghela napas panjang dan berjalan pelan menuju ruangannya. Dia pun menggeleng seolah ada sesuatu yang membebaninya dan dia menepis pikiran itu agar tetap fokus pada pekerjaannya. ***    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN