Mobil merah Tere berhenti tepat disebuah gedung yang tak jauh dari SMA Prambudi. Gedung biasa yang bertuliskan ‘Game Zone’, seperti yang Ello katakan tadi. Tere mematikan mesin mobil, melirik tampilannya di kaca yang tergantung didepan, sedikit memperbaiki lipstik. Setelah yakin jika tampilannya perfect, ia baru membuka pintu dan melangkah turun. Menatap beberapa puluh motor yang hampir memenuhi parkiran gedung game zone. Tere menarik nafas dalam sesaat, lalu menghembuskan perlahan, setelahnya melangkah masuk kedalam gedung. Terkejut, matanya melotot dengan tangan yang menggenggam tali tas erat. Suasana didalam sangatlah ramai. Bukan suara anak-anak, melainkan suara game yang muncul dari semua monitor yang menyala. Kembali Tere membuang nafas dengan kasar. Matanya sibuk mengabsen setiap