Justin tidak tau lagi harus mengatakan apa dan menjelaskannya bagaimana jika sang Ayah selalu mengungkit perihal yang membuatnya selalu mengalami perubahan mood. Pria itu mendengus pelan, saat pria paruh baya itu terus membahas perihal perjodohan. "Ayah, bisakah untuk tidak membahasnya lebih dulu?" Sang Ayah, Hans Karl langsung menaikkan satu alisnya. Dia bingung kenapa anaknya selalu saja mencoba menghindar setiap kali dia membahas hal itu. Bahkan sekarang secara terang-terangan menolak untuk membahasnya. "Aku sangat pusing, Ayah. Bisakah untuk tidak menambah beban pikiranku?" "Tapi Nak—" "Ayah, aku mohon. Aku tidak ingin membentakmu karena masalah itu." sela Justin. Lagi-lagi Hans menghela nafas berat. Selalu seperti itu. Padahal dia hanya ingin memastikan saja. Dia mau semua kein