Nindya cukup terkesan dengan Tirta yang lihai mencuci piring dan alat-alat makan, juga membersihkan meja dapur dan meja makan. Tirta juga mengenal cairan pembersih dan lihai menggunakannya. Dalam waktu sekejap, dapur dan ruang makan pun bersih. “Aku ke kamar dulu, Mas,” pamit Nindya setelah menggantungkan apronnya di balik kulkas. “Aku ikut, Nin.” “Mas—“ Tirta mulai terlihat usil dan Nindya yang gelisah. “Aku sudah ngomong sama Bayu … ingin bicara empat mata sama kamu,” ujar Tirta beralasan. “Nggak enak sama anak-anak, Mas.” “Ok.” Tirta mundur beberapa langkah, membiarkan Nindya pergi dari dapur dan masuk ke dalam kamarnya yang berada tidak jauh dari dapur. Tak lama Nindya masuk ke dalam kamarnya, Tirta ternyata diam-diam menyusul. “Nin,” panggil Tirta setelah mengetuk pintu kama