Slice 11

1649 Kata

Ketika masuk ke dalam ruangan serba hitam itu, Brasta lega karena ia tidak lagi mendapat sambutan - sambutan mengejutkan. Meski ia tetap bisa melihat keberadaan mereka di sana - sini. Menatap tajam ke arahnya, seakan penuh tanya. Siapa lagi ini yang datang? Dan Brasta yakin, seperti yang sudah - sudah, mereka bisa melihat aura Brasta yang berbeda. Mereka pasti langsung tahu jika Brasta bisa melihat mereka, meski sudah sebaik apa pun Brasta berusaha pura - pura tak melihat mereka. "Silakan duduk, Brasta." Angkasa mempersilakan Brasta duduk di sofa hitam, tempat Angkasa selalu mempersilakan tamu - tamunya ketika membuat konten. Atau pun kala membuat konten sendirian, ia juga menggunakan sofa panjang ini. Brasta memperhatikan dekorasi studio Angkasa yang secara umum memang keren. Kesan cree

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN