Brasta merasa sangat lega ketika ia akhirnya sampai di jalan, ia sudah keluar dari pelataran rumah tusuk sate itu. Ia tidak lagi harus melihat mereka yang jumlahnya tak beraturan. Tak harus lagi merasakan tak nyaman yang sama. Brasta mencoba melihat dari kaca spion. Angkasa belum kelihatan di belakang. Ya, ia pasti membutuhkan waktu untuk mengeluarkan motor yang Brasta tak tahu berada di mana. Pastinya ada di garasi. Tapi tidak sedikit orang yang menyimpan motor di dalam rumah. Karena memang tidak memiliki garasi khusus. Entah lah rumah itu tadi ada garasinya atau tidak. Brasta mana sempat memperhatikan seluruh isi rumah. Ketika momen membuka mata di sana saja begitu jarang. Brasta juga lega, karena tidak ada satu pun dari mereka yang berusaha mengikuti Brasta. Biasanya meskipun para ma