Saat keluar, Belva melihat Wenda yang tiba-tiba ada di pengadilan. Wajah sahabatnya itu, tengah tersenyum.
“Bagaimana? Kau sudah resmi bercerai dengan pria b******k itu, kan?”
Melihatnya seperti ini, Belva tidak bisa menahan senyum. Dia mengambil surat cerai dari tasnya dan memberikannya padanya.
"Ya. Aku resmi bercerai dengan dia, Wen.”
Ketika Wenda melihat akta cerai, dia hampir berteriak. "Bagus Belva! Sangat bagus! Mulai sekarang, kau adalah gadis cantik lajang, ah, tidak. Kau adalah janda cantik! Bel. Apa kita akan merayakannya malam ini? Bagaimana kalau kita pergi ke klub?”
Belva menggelengkan kepala. "Tidak. Aku tidak bisa. Aku akan pulang! Sudah tiga tahun tidak pulang. Aku rindu rumah."
“Yaaaa …” Wenda sedikit kecewa. “Tapi tidak apa, yang penting kau sudah bercerai dengan pria itu!”
Wenda begitu kegirangan bahkan tidak bisa menyembunyikannya, ia melompat-lompat kecil, hingga senyum mereka memudar saat mobil Rolls Royce berhenti di depan mereka. Belva mengenali mobil itu. Apalagi saat kaca mobil diturunkan memperlihatkan seorang pria di dalam sana.
“Kakak …”
Pria di dalam mobil sama sekali tidak melirik ke arah Belva. Dia cukup dingin, dan hanya membuka pintu agar Belva segera masuk. Tanpa menunggu perintah, Belva dan Wenda masuk ke mobil. Keduanya hanya diam bahkan saat mobil mulai melaju, keduanya tidak ada yang berani mengeluarkan satu kata pun.
Kevin dan Sarah yang baru saja keluar melihat Belva yang masuk ke dalam mobil mahal mengerutkan kening.
“Siapa pria itu?” Sarah bergumam saat melihat seorang pria yang berada di dalam mobil, ia hanya melihat sekilas saat kaca mobil dinaikan. “Apa kekasih Belva?” Sarah berusaha memprovokasi Kevin.
Mobil keduanya berdekatan saat di lampu merah. Dari kaca mobil terbuka, Kevin melihat Belva duduk di dalam mobil dengan ekspresi dingin di wajahnya yang cantik. Kevin mengerutkan kening, merasa sedikit kesal.
Dia penasaran pria yang duduk di dekat Belva tetapi tidak bisa melihatnya, begitu pula dengan Sarah yang duduk di samping Kevin, wanita itu penasaran dengan pria yang menjemput Sarah.
Mengingat apa yang terjadi, sejak awal dia tidak pernah terpikirkan menikahi Belva dan tidak pernah sekalipun berpikir bercerai. Namun, mereka telah resmi bercerai. Kevin tidak terlalu sedih karena Belva adalah seorang wanita yang menurutnya layak menjadi istrinya. Saat dia melihat akta cerai di tangannya, dia merasa rokok itu menjadi hambar, dan hatinya berat.
“Mereka sudah menunggumu, kau harus pulang denganku.” Setelah beberapa lama diam, akhirnya Dante, kakak Belva membuka suara.
“Bagaimana kakak tahu aku–”
“Mudah menemukanmu, termasuk mengetahui bagaimana kau hidup di rumah itu.”
Perkataan Dante membuat Belva terdiam, sedikit menusuk. Dia tidak pernah terpikirkan jika kakaknya mencari tahu kehidupannya. Wenda pun tidak banyak bicara, Dante berbeda dengan Xavier, kakak kedua Belva lebih dingin dan tegas, bahkan Belva sendiri tidak memiliki keberanian membantah.
“Tapi, aku harus melakukan sesuatu sebelum kembali!”
“Segera lakukan!” ucap Dante. “Jangan membuang banyak waktu, kau sudah terlalu lama membuang waktumu untuk sesuatu yang tidak berguna.”
“Kita akan segera ke bandara.”
“Tapi, pakaianku?”
“Kita akan menjemputnya sebelum ke bandara.”
Belva tidak berani membantah perkataan Dante. Bahkan Wenda yang biasanya cerewet sama sekali tidak bisa berkutik, mungkin dia menahan napasnya. Wenda berusaha menghela napas pelan dan berbisik di telinga Belva dan berkata, “Astaga. Aku tidak bisa bernapas saat bersama kak Dante. Dia benar-benar tidak berubah, pantas saja dia tidak punya pacar,” komentar Wenda.
Mendengar pernyataan Wenda, Belva hanya tersenyum. "Soal rekaman itu. Kau bisa menyuruh seseorang untuk mempostingnya.”
Kevin menyuruhnya untuk meminta maaf pada Sarah, dan dia akan melakukannya. Belva sangat yakin permintaan maafnya tidak akan pernah dilupakan oleh Sarah.
Memikirkan hal ini, Wenda menjadi bersemangat. "Tanpa kau katakan, aku sudah melakukannya. Cukup satu panggilan telepon dariku, seluruh internet akan kacau.”
Wenda segera bertanya, "Kau tidak akan kembali, lagi ke sini?"
"Untuk apa? Rumahku di Jakarta."
Wenda merasa bahwa dia juga tidak ingin tinggal di Kota Bandung lagi!
"Kalau begitu bisakah kau menungguku mengatur pekerjaan, di sini? Aku akan kembali bersamamu dalam beberapa bulan!"
Belva berhenti sejenak dan meminta maaf, "Tapi kau butuh banyak usaha untuk mencapai apa yang kamu miliki hari ini."
"Aduh, aku tidak bisa menghasilkan banyak uang dengan studio lusuh itu. Aku menyerah!"
Bagi mereka yang lahir dari keluarga kaya raya, membuka studio dan tidak memiliki penghasilan bukan hal besar. Dia berada di bandung karena ingin dekat dengan Belva.
Sekitar 30 menit, mereka telah tiba di airport. Asisten Dante membawa koper milik Belva.
“Tunggu aku di Jakarta, okey? Aku akan segera membereskan semuanya dan pulang.” Belva menganggukan kepala.
Dante hanya melihat dengan tatapan datar sang adik dan sahabatnya berpelukan.
“Kalian sering bertemu, apa harus melakukan hal konyol seperti itu?” Dante berkomentar membuat Wenda menatapnya dengan kesal.
“Dia benar-benar menyebalkan!”
Penerbangan Belva dan Dante pukul 15:08, setelah pesawat lepas landas seluruh media sosial merilis video mengenai Belva mendorong Sarah di kolam renang.
“Apa ini yang kau rencanakan?” tanya Dante sambil memperlihatkan video yang sedang dia lihat. “Untuk tiga tahun, ini tidak cukup. Kau harus membuat mereka lebih menderita!”
“Aku hanya ingin membersihkan namaku!”
“Mau kubantu? Aku bisa mem–”
“Kak Dante tidak perlu melakukannya. Biar aku yang menyelesaikan urusanku sendiri.”
“Bodoh!”
Dalam artikel yang beredar tidak ada yang menyebut Belva mendorong Sarah ke kolam renang dalam video. Namun topik berita itu berjudul Sarah sengaja menjatuhkan diri ke kolam renang. Semua orang bisa menyaksikan video percakapan Belva dan Sarah saat itu juga.
"Belva, kau pikir kau siapa? Apa kau pikir Kevin mencintaimu? Jangan bodoh! Kau itu tidak lebih hanyalah alat agar membuat keluarganya nyaman!
"Belva, katakan padaku, jika aku jatuh ke kolam dan anak ini mati, bagaimana Kevin memperlakukanmu?"
“Aku akan membuatmu diusir dari keluarga Collins!"
"Tidak ada yang akan peduli, kau melakukannya atau tidak. Jika aku mengatakan kau melakukannya, keluarga Collins akan mempercayaiku! Kau marah? Apa yang dapat kau lakukan jika mereka marah? Siapa yang memintamu untuk menikah dengan keluarga Collins?”
"Kau wanita tidak tahu diri! Kau tidak pantas menjadi menantu keluarga Collins."
Setelah mengatakan hal itu, Sarah pun menjatuhkan dirinya sendiri ke kolam renang. Aksinya itu terlihat sangat jelas di rekaman video.