bc

END OF LOVE

book_age18+
36
IKUTI
1K
BACA
comedy
sweet
humorous
serious
like
intro-logo
Uraian

Ingat guys...18+ ya...

Greta, adalah gadis yang baru lulus kuliah dan di terima kerja di salah satu perusahaan telekomunikasi Kotanya. Kebetulan pegawai magang di perusahaan tersebut bukan hanya dirinya. Ada juga dua orang lainnya, dan keduanya laki-laki semua.

Dia adalah Fabian dan juga Kenzo.

Sejak awal pertemuannya dengan Febian, gadis itu sudah terlalu malu, karena bertingkah konyol di depan semua orang senior di tempat kerjanya saat pesta penyambutan anak magang baru. berawal dari kejadian tersebut. Fabian yang memiliki sikap pendiam dan juga terkesan misterius, mulai menyukai tingkah konyol gadis itu. Dan keduanya pun mulai dekat. Fabian dan juga Kenzo adalah teman satu SMA. Dimana saat itu ternyata Greta adalah mantan pacar dari kakak Kenzo, dari sana Greta pun sudah mengenal lelaki itu. Dan tanpa Greta sadari kalau Kenzo juga menyukainya. Kedua lelaki itu saling berebut cinta Greta. Manakah yang akan Greta pilih? Fabian si pendiam dan terkesan misterius. Ataukah Kenzo yang bersikap hangat dan lembut.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab1 Fabian, Greta dan Kenzo
Satu tahun sudah berlalu sejak Greta putus dengan Angga. Gadis yang hidup di Kota dan jauh dari kedua orang tuanya karena berada di Kota lain, tengah mempersiapkan diri untuk masuk di salah satu perusahaan di Kota tersebut. Baru satu minggu yang lalu Greta di terima di tempat kerja barunya. Dan mulai esok ia sudah bekerja. Greta tinggal di salah satu tempat Kost, dan siang itu terlihat gadis itu tengah menikmati belanja untuk keperluan kerjanya esok hari. "Akh...capek..." keluhnya saat ia tengah mencari tempat duduk di dalam salah saru mall tengah Kota. Terlihat di kedua tangannya sudah menenteng beberapa tas yang berisi pakaian untuk kerja dan juga perlengkapan untuk kerjanya. Satu tahun ia lewati dengan lega saat ia sudah berhasil memutuskan hubungannya dengan Angga. Lelaki yang sudah di jodohkan keluarganya dengan gadis lain. Greta memutusnya dengan alasan ia memilih lelaki lain juga yang lebih mapan dari Angga. Hingga mau tidak mau Angga pun merelakannya. Waktu berlalu begitu saja. Hari pun berganti dengan cepatnya. Pagi itu, saat jam alrm di atas meja samping tempat tidurnya tengah berdering. Greta masih terlihat malas-malasan di tempat tidurnya. Meski cahaya matahari yang sudah menyeruak masuk kedalam ruang kamarnya cukup terang, namun tidak bisa membangunkan gadis itu dari tidur nyenyaknya. "Hah...aku lupa!" ucap Greta dengan sentakan kagetnya. Ia lupa jika hari itu harus bangun pagi dan berangkat kerja. Segera saja ia melonjak dari atas ranjangnya, membuang selimut yang menutupi tubuhnya dan bergegas menuju ke tempat mandi. Hanya beberapa saat saja gadis itu sudah keluar dari dalam kamar mandi, ia hanya mengenakan tanktop dan celana pendek saja, karena memang kamar mandinya ada di dalam ruang kamarnya. Begitu pula dapurnya yang juga ada di sebelah tempat mandinya. Tidak ada ruang tamu disana, hanya meja pendek dan duduk beralaskan karpet lesehan. Serta kasur busa yang tidak ada penyangganya sebagai tempat tidurnya saat itu. Namun ia merasa sangat nyaman-nyaman saja. Dengan berlarian karena terburu-buru Greta segera menuju ke Kantornya, jaraknya hanya sepuluh menit jalan kaki, dan hanya lima menit saja jika ia harus berlari. Tidak ada jalan lain. Gadis itu pun berlari sekuat tenaga karena jam kerjanya sudah mepet saat itu. "Haaah...haaaah...huft." Greta berusaha mengatur nafasnya yang memburu dan tersengal-sengal. Akhirnya ia sampai juga di tempat kerjanya. Dengan rambut yang berantakan dan sedang ia benahi, gadis itu tidak menyangka rupanya sedari tadi tengah di perhatikan sepasang mata. Sadar ada yang memperhatikannya, Greta pun segera menoleh menatap lelaki yang tanpa ekspresi di sebelahnya. Keduanya masuk kedalam lift yang sama. "Pagi pak..." sapa Greta pada lelaki tersebut, yang ia pikir adalah seniornya di perusahaan itu, karena sikapnya sangat tenang dan terkesan menilai. Lelaki itu pun hanya mengacuhkan sapaan Greta saat itu. "Akh...dasar senior, gitu aja sok jaim! ketus, menyebalkan, memangnya aku mau apa menyapa dia kalau dia bukan senior?!" ucap Greta dalam hatinya saat itu. Dengan umpatan sebal disana. Hingga keduanya sampai di lantai yang di tuju, di ruang kantor yang kemarin sudah di tunjukkan oleh para seniornya saat Greta sudah lolos wawancara kerja. Greta segera menghentikan kedua kakinya saat ia tengah mengenali sosok yang ada di hadapannya. Ya...dia adalah Kenzo. Lelaki itu adalah adik dari Angga, mantan pacarnya yang sudah hilang kontak satu tahun yang lalu. "Akh...tidak! tidak! astaga! ini kebetulan atau memang tuhan sengaja membingungkanku dengan kebetulan ini?" ucap Greta dengan sebalnya. Hingga tanpa sadar gadis itu pun berjalan di belakang lelaki yang tadi ia sapa saat di dalam lift. "Dug! akh!" teriak Greta saat itu, ketika tanpa sengaja wajahnya tengah membentur jas bagian punggung yang lelaki di depannya kenakan, karena lelaki itu berhenti tanpa aba-aba. Membuat Greta menubruknya. Terlihat lelaki itu tengah menoleh menatap kearahnya, namun tetap dengan wajah datar tanpa ekspresi. Dan Greta pun segera menengok pula disana dengan senyum kecut yang terpaksa di sunggingkannya. "Akh..." teriak Greta tertahan lagi saat ia melihat bedak dan juga lipstik yang di kenakannya ternyata menempel pada jas yang berada di punggung belakang lelaki tersebut. Greta segera membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangan agar tidak berteriak disana. Namun sebelum ia keluar dari persembunyiannya dan sebelum Kenzo melihatnya. Rupanya ketua Divisi sudah memanggil namanya saat itu. "Greta ayu nanda!" ucap Bu Dian sembari mengintip kearah Greta dan menyipitkan kedua matanya. Bukanya Greta terkejut saat itu, melainkan Kenzo lah yang membelalakan matanya dan langsung menoleh menatap gadis tersebut. Karena Kenzo merasa kenal dengan nama yang ketua Divisinya itu sebutkan saat itu. "Akh...aku harus apa sekarang? maju mundur tidak ada artinya!" ucap Greta dalam hatinya, lalu keluar dari balik punggung lelaki yang sudah ia buat kotor jas yang di kenakannya. "Kamu ngapain ngumpet disana Gret?" tanya Bu Dian pada gadis itu. "Akh...Bu Dian...maaf...hanya ingin tahu lebih lanjut bau parfum senior ini." Ucap Greta bohong untuk menutupi kesalahannya. Dan lelaki itu hanya menaikan satu alisnya saja untuk menanggapi. "Senior? dia rekan kerja kamu Gret...maju sini..." perintah Bu Dian yang membuat Greta terkejut seketika. Dimana saat itu ia mengira lelaki sok cool itu adalah seniornya. "Isssh..." ucap Greta dengan bibir sedikit nyungir karena sudah salah paham dan gelengan kepala yang ia tujukan pada lelaki itu. Ketiganya berjajar dan menunggu arahan dari Bu Dian saat itu. "Perkenalkan, ini adalah Kenzo, dan ini adalah Greta, lalu yang paling berwajah dingin ini adalah Fabian." Ucap Bu Dian yang memperkenalkan nama masing-masing. Usai mendengar pengarahan dan juga pembagian tempat duduk yang menjadi tempat kerja ketiganya, ketiganya pun segera menuju ke tempatnya masing-masing. Dipaling ujung ada tempat kerja dari Fabian, di sampingnya ada tempat duduk Greta. Dan di sebelah gadis itu ada Kenzo. "Heh...gantian tempat kerja dong!" ucap Greta pada Fabian. Namun lelaki dingin itu hanya menoleh kearahnya sekilas dan tidak menanggapinya. "Dasar! resek banget sih!" gerutu umpatan Greta yang ia tujukan pada Fabian. Berbeda dari Greta yang ingin sedikit jarak agar jauh dari Kenzo, namun lelaki itu malah terlihat sangat menyukai tempat duduknya. "Hai Gret...apa kabar? satu tahun nggak ketemu, ternyata kamu berubah sangat cantik ya...nggak nyangka kalau kamu bakalan banting stir jadi wanita karir! aku pikir...kamu udah nikah dan hanya jadi ibu rumah tangga!" ucap nerocos Kenzo disana. Dan saat itu sudah membuat panas telinga Greta. Gadis itu tidak tahu jika lelaki di sebelahnya rupanya cukup bisa mendengar pula. "Dengar nggak?!" ucap Greta lagi yang ia tujukan pada Fabian. Namun lagi-lagi lelaki itu hanya menoleh sekilas menatap Greta dan kembali menatap pada layar laptop di depannya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

My Secret Little Wife

read
115.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
218.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook