Aku yang merasa shock dengan apa yang dikatakan oleh Richard memilih perceraian sebagai pilihanku yang terakhir. Aku tak peduli dengan rumor orang yang mengatakan bahwa aku hanya putri semalam atau ratu semalam. Tanganku saja masih gemetaran mengetahui kenyataan yang ada bahwa suamiku sendiri adalah seorang Gay? Bagaimana mungkin aku bisa menerima hal itu? Gay? Benarkah? Lalu benarkah ia sudah sembuh dan jatuh cinta pada perempuan bernama Jihan? Kenapa ia tak memperjuangkan Jihan? Kenapa malah menikahiku? Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berputar di otakku, aku tak bisa menemukan jawabannya hingga membuatku gelisah, tak bisa tidur yang berakhir sesak napas. Obat sesak napasku habis dan aku kewalahan hingga rasanya seperti tercekik. Aku turun tangga dengan keadaan yang memprihatin