Anora melempar tas slempangnya begitu saja ke kasur, kesal dengan sikp Haris yang begitu saja memintanya rujuk kembali. Apa dia pikir rumah tangga semudah membalikkan telapak tangan? Pikir Anora. Anora geli sendiri memikirkannya hingga ia tak berselera membalas pesan Haris yang baginya sama sekali tak berarti. Dia merebahkan tubuhnya, mengahpus air matanya, seluruh hati dan pikirannya amat sangat lelah. Anora mengingat-ingat kembali kehidupannya yang jungkir balik sepuluh tahun terakhir, segala usaha yang ia lakukan demi mempertahankan rumah tangganya yang terakhir, segala bentuk doa yang selalu ia panjatkan agar ia kuat dan tak lemah dan yang terakhir, jauh di lubuk hati Anora yang paling dalam, ia berharap bertemu Papanya lagi, ya setidaknya, ia tahu bahwa Papanya hidup dan baik-baik s