Sialan! Brengsek! Anora kesal tiada tara dengan apa yang dialaminya hari ini. Ia mendengus kesal dan berulang kali menghentak-hentakkan kakinya di lantai. Ia benar-benar ingin pergi jauh dari beberapa pria yang mengusik hidupnya. Ia muak dengan Haris yang ternyata terus mengintainya, ia muak dengan Reynaldi yang tiba-tiba mengatakan perasaannya, apalagi ia mengancamnya dengan buku Diarynya. Terlebih Anora muak dengan Andre yang telah lama hilang, lalu muncul tiba-tiba dan kembali mengacak-acak hidupnya, memutar dan menarik ulur hatinya kembali. Tak ada seorang pun yang bisa diajaknya bicara saat ini, padahal ia butuh seseorang untuk berbagi kisah. Panggilan telepon masuk dari Manda membuatnya menarik napas panjang, Anora sedang tidak dalam kondisi memungkinkan untuk membicarakan soal p