“Kamu bener-bener gak bisa ditinggal sebentar langsung pergi keluyuran ke luar. menantu macam apa sih kamu?!” Meisya mengomeli Cindy sambil menoyor kepala. Cindy ditarik dengan kasar ke sudut ruang tunggu lalu disentakkan sampai ia mengaduh kesakitan. Cindy tidak sanggup menjawab, ia gemetar dan mulai bernapas dengan berat. Dihina dan direndahkan, hanya itulah yang diterima oleh Cindy berkali-kali dari mertuanya. Ia bahkan masih kebingungan dengan kesalahan yang diperbuatnya sekarang. “Yang ada diotak kamu cuma makan aja! kamu gak bisa tahan sebentar sampai kami kembali atau operasi Melvin selesai? Dasar anak pembantu!” bentak Pratama makin menambah keruwetan situasi. “Tapi, Pa. Aku gak ....” Cindy mencoba membela diri tapi dengan cepat tangan Pratama menyambar bungkusan makanan yang dib