Riya hampir tidak bisa menahan kegembiraannya saat dia dengan marah memutar nomor Markin nomor dengan tangan gemetar. Setelah mencapai beberapa nomor yang salah dia akhirnya menenangkan dirinya dan berkonsentrasi pada panggilan nomor yang benar. “Mark!” pekiknya begitu telepon diangkat. “Kamu tidak akan pernah menebak Apa! Ya Tuhan, aku tidak percaya!" “Eh tidak. . . itu Philip, tapi aku akan mengambilkannya untukmu sekarang.” Philip yang sangat khawatir bergegas pergi untuk mendapatkan Markin. "Apa apa apa?" terengah-engah Markin yang sangat terengah-engah. "Apa yang salah? NS kamu tidak apa-apa?" "Ya saya baik-baik saja!" Riya terkikik histeris, tidak tahu harus tertawa atau menangis dan tiba-tiba lupa bagaimana menyusun kalimat. Philip memperhatikan saat Markin du