Mentari mulai menunjukkan sinarnya, ia merebak masuk ke dalam celah jendela kamar hingga membut laki-laki yang tertidur pulas jelas terusik dari sinarnya, ia menghadang silaunya dengan kedua tangannya, kepala yang pusimg membuatnya sedikit berat untuk bangun. "Awkssh." Ringisnya, ia melihat ke arah jam dinding lalu melihat ke arah sekitarnya. "Kok gue bisa di kamar tamu," gumam David. Ia kini terduduk di pinggir kasur sambil memegnag kepalanya yang masih sedikit pusing. Ketukan pintu kamar membuat ia menoleh ke arah pintu. "Siapa?" tanya David. "Ini Bibi Den, sarapan sudah siap," ucap Bibi. David membalas, "Iya Bi." Tanpa pikir panjang ia berdiri dengan tegap lalu melangkah keluar kamar dengan masih memakai baju yang semalem ia pakai. Laki-laki tersebut berjalan gusar ke arah meja ma