Pagi hari, renata sudah rapih dengan pakaian kantor nya, seperti biasa ia akan sarapan bersama kedua orang tua nya, dan mengendarai motor nya untuk segera berjalan ke kantor nya. Ya, renata adalah salah satu karyawan si sebuah perusahaan ternama di jakarta.
Tak butuh waktu lama, jarak kantor nya dari rumah hanya membutuhkan waktu 25 menit itu kalo jalanan lagi lancar, tidak macet parah. Ia pun memarkirkan motor nya di parkiran khusus karyawan.
"tumben lu dateng pagi banget?" Ucap ghea, yang tiba-tiba saja merangkul renata.
"Kerjaan gue numpuk" ucap renata, mereka berdua langsung ke arah lift, dan memencet tombol ke lantai dimana tempat ia bekerja.
"Eh ren denger-denger bos bakal kenalin anak nya tahu, yang bakal nerusin dia nanti nya" ucap ghea
"Tahu dari mana?" Ucap renata
"Dari grup, lu si gak masuk grup gosip perusahaan" ucap ghea
"Gak penting juga ge" ucap renata, tak terasa lift sudah terbuka bertanda mereka telah sampai di lantai yang mereka tuju, Mereka keluar lift dan berjalan ke arah meja kerja mereka masing-masing.
"Kalo ganteng gaet ren" ucap ghea, sedangkan renata hanya mengerutkan kening nya lalu mencubit pinggang ghea
"Issh sudah sana kerja" ucap renata, sambil mengusir ghea untuk segera ke meja nya, sedangkan ghea hanya tertawa kecil mendapat perlakuan tersebut. Tak lama, semua karyawan lain pun telah berdatangan, dan duduk meja kantor nya masing-masing. Mereka sibuk mengerjakan semua pekerjaan, akhir-akhir ini memang mereka sedang di landa oleh kesibukan yang cukup padat, perusahaan nya menjulang terkenal karena kinerja yang cukup baik dari para karyawan nya, banyak perusahaan yang ingin bekerjasama oleh perusahaan di mana renata bekerja.
"Ren ayuk makan siang" ucap ghea yang menghampiri meja kerja renata, sedangkan renata masih sibuk mengetik dan membolak-balikkan kertas.
"Udah stop, jam istirahat ini" ucap ghea, ia langsung menutup rapat kertas-kertas yang sedang di buka oleh renata.
"Tanggung" ucap renata
"Istirahat gak ada yang nanggung ren" ucap ghea, ia langsung menarik paksa renata untuk menikmati jam makan siang. Renata hanya mendengus kesal, namun mengikuti tarikan tangan dari ghea ya perut nya juga sudah keroncongan, dan ia harus mengisi tenaga nya untuk melanjutkan kesibukannya nanti.
Mereka berdua berjalan menuju kantin perusahaan, di lantai bawah. Namun tiba-tiba, renata benar-benar merasa mual, seperti ingin muntah.
"Ren kenapa?" Ucap ghea khawatir
"Enek gue" ucap renata
"Lu sakit lagi?" Ucap ghea
"Parfum lu bikin enek, besok ganti gih" ucap renata, sedangkan ghea langsung mencium sekitar baju nya.
"Eh bambank, ini kan parfum yang sering gue pake" ucap ghea, ia langsung mengerutkan kening nya dan menatap ke arah renata bingung sambil sesekali ia masih mencium baju nya.
"Kaya orang hamil aja lu, sensitif banget ama bau" lanjut ghea, sedangkan renata hanya diam tak menggubris, Ia berfikir apa ini efek nya ketika wanita hamil.
"Nanti gue mau ngomong sama lu" ucap renata
"Udah sekarang makan dulu, lu duduk aja gue yang ambilin" ucap ghea, sedangkan renata hanya mengangguk dengan rasa mual yang masih ia rasakan.
"Ren lu sakit?" Ucap Mbak yuna, ketika melihat renata memegang mulut nya karena mual.
"Engga tau mbak, cuman enek aja deh kaya nya" ucap renata
"Masuk angin kali ren" ucap Yudi salah satu teman kantor nya renata juga.
"Mungkin yud" ucap renata
"Nih ren makan dulu" ucap ghea, sedangkan renata benar-benar tak berselera makan ketika melihat makanan nya.
"Makasih ge" ucap renata, tak ingin membuat kecewa. Ia memakan sesuap sesuap walau benar-benar mual rasa nya, ia tak nafsu makan.
"Ko makan nya dikit banget si ren" ucap ghea
"Mau gue kerokin gak?" Ucap ghea, sedangkan renata hanya menggeleng kan kepala nya. Hal hasil, ia hanya meminum air putih dan buah-buahan yang juga tersedia untuk karyawan nya.
"Nih makan buah gue juga" ucap ghea
"Iya nih buat kamu ren" ucao mbak Yuna, sedangkan renata hanya tersenyum getir begitu perduli nya teman-teman kantor nya terhadap nya bagaimana kalau mereka tahu renata hamil tanpa pernikahanan, dan tidak tahu wajah orang yang menghamili nya.
"Eh jangan bengong" ucap yudi, ketika menyadarkan renata dari kebengongan, sedangkan renata hanya tersenyum ketika di kagetkan untuk tidak bengong. Waktu sudsh menunjuukkan jam 13.00, yang arti nya jam istirahat makan siang sudah selesai mereka semua bergegas kembali ke tempat nya masing-masing, begitu juga dengan renata.
Renata melanjutkan aktifitas nya dengan mengetik dan mengecek laporan-laporan nya untuk di serahkan nanti ke bos nya. Ia merasakan mual kembali, kali ini ia benar-benar tak bisa menahan nya ia berlari untuk ke toilet, semua teman kantor nya yang melihat menatap heran dan bingung sebenarnya ada apa dengan Renata itu yang ada di pikiran mereka semua, begitu juga dengan Ghea sahabat nya.
"Tolong ngertiin mama nak, mama ingin kerja dulu" ucap renata, sambil memegang perut nya, ia tersenyum sendiri sambil menatap kaca. Sampai saat ini sebenarnya ia masih tak menyangkan akan menjadi seorang ibu, ia juga merasa terpukul mengetahui bahwa ia menjadi ibu karena kebodohan diri nya.
"Mama akan besarin kamu nak, mama janji!" ucap renata, lalu ia mencuci muka dan berkumur. Semoga anak yang di kandungan nya mengerti keadaan diri nya.
Renata kembali ke meja kerja nya, dan menyelesaikan tugas laporan nya yang sudah menumpuk sejak kemarin. Renata bukan tipe yang terlalu memikirkan nya, kehamilan nya ini adalah kesalahan nya jadi ia pun harus tahu resiko nya, dan bertanggung jawab atas perbuatan nya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan sore hari, dimana jam pulang kantor, semua karyawan membereskan peralatan nya, namun ada sebagian yang masih menanggung untuk mengerjakan pekerjaan nya.
"Ren ayuk" ucap ghea yang mengajak nya pulang bersama.
"Eh iya ge ayuk" ucap renata setelah memasukkan barang terakhir ke dalam tas jinjing milik nya. Tak mau sahabat nya menunggu lama, akhir nya ia bergegas berdiri dan berjalan.
Mereka berdua menuju lift, dan ke lantai loby.
"Mau bareng ren?" Ucap ghea
"Gue bawa motor" ucap renata
"Oh yaudah duluan ya, hati-hati di jalan" ucap ghea, lalu ia berjalan ke arah parkiran mobil. Sedangkan ghea berjalan ke parkiran motor, dengan wajah yang sedikit lelah karena pekerjaan nya.
Renata lalu melajukan motor nya dengan kecepatan standar, ia menikmati nya dengan santai, ia mendengarkan musik juga yang tersambung melalui headset nya, menikmati langit yang sudah mulai gelap, senja yang mulai hilang, ada doa terselip untuk diri nya dan calon anak nya.