Melewati lapangan voli bersama Om Tio, April sempat melihat teman-temannya bermain tanpa dirinya lagi. Segala canda tawa itu yang dulu juga April miliki kini hanya bisa ia lihat dari kejauhan, Amy dan Nita. Tidak ada seorang pun yang menyadari April memerhatikan mereka, membuat gadis itu sedih karena telah kehilangan segala yang membuatnya bahagia. Semua itu ia lakukan demi pria yang kini tengah menggenggam jemarinya sembari mengendarai motor, tak pernah melepaskan tangan April sedari tadi jika bukan karena menekan kopling motor. "Om?" Panggil April sembari mendekatkan wajahnya di samping pria itu agar suaranya dapat didengar dengan jelas. "Hmm?" Suara pria itu berdeham. "Kenapa sih kita sekarang nggak latihan voli lagi?" Tanya April, sebenarnya ia was-was untuk menanyakan hal ini. Kh