44. Hadiah Istimewa Dari Pria Istimewa

1419 Kata

“Miraa ...!” panggil Irwan dengan suara beratnya. Seketika Mira menghentikan langkah kakinya yang tengah mengendap-endap saat hendak naik ke anak tangga menuju kamarnya di lantai dua. Ia celingukan mencari sumber suara karena ruang tengah malam itu gelap gulita. Hanya ada sedikit sinar lampu dari taman samping karena gordennya masih terbuka. Bukan tidak mengenal suara siapa yang memanggilnya, tapi Mira hanya tak menyangka ayahnya masih belum tertidur. Padahal jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul dua belas malam. Atau … Irwan memang sengaja menunggu Mira pulang? Dalam hitungan detik, beberapa lampu downlight dan lampu kristal gantung yang ada di ruang tengah itu pun menyala dengan terang. Dengan panik, Mira langsung menoleh ke arah saklar lampu yang tertempel di salah satu sisi d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN