BAB 6 : When Cupid Meet Lucifer

1127 Kata
    Kini tiap pagi bukan hanya mempersiapkan dirinya sendiri, Selena juga harus mengurusi si kembar tuyul piaraannya.  Atas mandat Bibi Hilda, mereka diwajibkan sekolah.  Satu komplek sih sama sekolah Selena.  TK Chciludey.     Jadi sebelum ke sekolah Selena mengantar si kembar masuk sekolah.  Awalnya sih mereka menolak dengan pongahnya.     "Kami ini tuyul Kak Selena, kami tak perlu sekolah bersama anak manusia yang bodoh~bodoh itu."     Duh, sifat sombongnya itu mirip dengan sesosok makhluk yang belakangan ini tak pernah menampakkan dirinya.  Damon Devilano.      Apa dia sibuk berburu Unicorn untukku?  Meski fisiknya tak muncul namun suaranya sering datang mengganggu di kepalaku.  Dasar iblis penganggu!  Pikir Selena.     Kau baru saja menyanjungku, My Queen?!     Nah dengar kan?  Selena berusaha mengabaikan suara itu.     "Betul gak mau sekolah?  Enak lho sekolah, bisa dibawain bekal.  Hmm, hari ini bawa apa ya?  Ohya, donat coklat.  Kalau gak sekolah.."     Selena pura~pura mengambil donat coklat itu dan hendak menggigitnya.  Kuncung dengan cekatan merebutnya.     "Ayo kita pergi, Kak Selena," ajaknya semangat.     Begitulah si kembar mau juga sekolah karena antusias dengan bekalnya.     Di TK Chciludey Selena menemukan seseorang yang dikenalnya.     "Daniel Lee kan?"     Sepertinya ia juga baru mengantarkan adik TKnya.  Wajah blasteran Amerika Korea itu mengangguk kalem.  Irit bicara betul dia.     "Aku Selena, ingat kan?"     Daniel Lee mengangguk lagi.  Mereka berjalan bersisian menuju sekolah mereka, SMA Chciludey.  Sepanjang perjalanan, Daniel Lee hanya terdiam.  Tak ada niatan mengajak Selena bicara.  Merasa dikacangin Selena bersenandung riang.     Tik tik tik bunyi hujan diatas genting     Airnya turun hingga ke genting     Cobalah tengok dahan dan ranting.. Pohon dan kebun basah semua.       Mendengar Selena menyanyi lagu anak TK itu, Daniel tersenyum geli.     "Aha, terbukti kau itu manusia, Daniel!" cetus Selena tiba~tiba.     Daniel terhenyak mendengarnya.     "Apa?!" desisnya pelan.     "Kupikir kau patung karena selalu diam membeku.  Ternyata bisa senyum juga."     Daniel Lee menarik napas lega.  Ada sesuatu yang disembunyikannya, namun Selena yang polos tak menyadarinya.     "Hei Dan, bisa bantu aku gak?  Aku kesulitan untuk menjodohkan orang.  Kamu punya ide supaya aku bisa menjodohkan banyak pasangan dalam waktu singkat?"     Selena tak punya banyak waktu, dia harus kembali menjadi cupid sebelum Damon menemukan unicorn dan menodainya.  Ah, tapi buat apa juga ia bertanya pada Daniel sang manusia patung ini?  Yang ada dia hanya dianggap angin lalu.     "Ah sudahlah, aku tak berharap kau menjaw.."     "Biro jodoh," ucap Daniel singkat padat.     Ide yang brilian sekali!  Selena bisa membayangkan langkah yang akan diambilnya.     "Thanks Daniel.  Kau hebat sekali!"  Spontan Selena memeluk Daniel Lee saking senangnya!     Cowok itu hanya tersenyum malu.  Ada sesuatu yang mengusik hatinya berkaitan dengan Selena.  Aroma cupidnya membuat Daniel Lee terpikat.               ===== >*~*       "Lo pada.."  Ian menunjuk Steven, Abi, dan Daniel Lee, "harus bergabung di Biro jodoh Cupid punya Selena."     "Idih, ngapain gue masuk biro jodoh.  Kagak masuk aja pacar gue bejibun," tolak Abi mentah~mentah.     "Siapa yang nyuruh lo jadi anggotanya?!  Kita ini cuma pancingannya guys, kita jadi sang pemikat."     Geng Bronxz setuju untuk membantu Selena mendirikan biro jodoh Cupid.  Kebetulan sekali namanya sama dengan identitas asli Selena, tapi itu yang memberi nama Ian.   Jadi murni hanya kebetulan.     Mereka sedang duduk di pojok kantin.  The bronxz dan Selena.  Sontak mereka menjadi pusat perhatian.  Selama ini The Bronxz gak pernah membawa cewek ke meja tahta mereka di kantin sekolah.  Baru Selena yang diperlakukan istimewa seperti itu.     "Baiklah, toss untuk Birjo Cupid," kata Ian .     Anggota The Bronxz lainnya hanya nyengir.  Demi Selena mereka suka hati mendukung Birjo Cupid..     Beberapa jengkal dari mereka, sepasang mata indah mengawasi Selena.     "Selena, kau akan jadi milikku," ucapnya perlahan.     Dia adalah Sebastian Lucifer.  Sebastian mengingat pertemuan pertamanya dengan Selena, saat itu Selena masih menjadi peri cupid.  Sedang Sebastian masih menjadi putra mahkota kerajaan iblis.  Dia ada di kerajaan langit karena mendapat tugas dari ayahnya Davin Lucifer, raja iblis pada masa itu.  Ia harus mengantar surat dari ayahnya untuk dewa langit, Dewa Alpha.  Sebastian baru saja akan meninggalkan kerajaan langit, ketika ia mencium aroma itu.  Aroma cupid yang sangat kental, belum pernah Sebastian mencium aroma seperti ini.  Ia mengikutinya dan menemukan pemandangan yang memikat hatinya.     Sesosok wanita cantik tengah bermain dengan alam, seakan membelai alam dengan kepolosan dan kemurniannya.  Ia menyentuh air, menyentuh daun, menyentuh angin dan menyentuh kupu~kupu.     Sebastian  seketika terpesona pada peri cupid itu..               ===== >*~*       Selena berjalan sendirian melewati pematang sawah dengan langkah cepat.  Ia merasa ada yang mengikuti dirinya.  Mengapa ia sendirian seperti ini?  Asal muasalnya karena suntuk.     Tuyul kembarnya sedang ia hukum, mereka dia suruh membereskan kekacauan di rumah akibat ulah nakal mereka.  Siapa lagi targetnya kalau bukan Ian!  Heran, berantem aja kerjaan mereka!!  Lama~lama Selena muak menghadapinya.     Selena muak dan memilih berjalan~jalan hingga tersesat di pematang sawah.  Ia juga tak tahu bagaimana bisa begitu, seakan~akan ada yang menariknya.  Dan ini mestinya masih sore kan?  Mengapa langit sudah segelap ini?     Srek.. srek.. srek..     Terdengar suara rumput diinjak.  Hmm, bukan diinjak, tepatnya rumput bergesekan seakan ada makhluk yang melata diatasnya.  Namun bila suaranya sekeras itu berarti makhluk itu sebesar apa?  Jawabannya langsung Selena temukan.  Didepannya berdiri sesosok wanita siluman, wajahnya berupa wanita cantik dengan rambut berupa ular~ular kecil yang meliuk~liuk ganas namun tubuhnya bagian pinggang kebawah berupa tubuh ular.     Siluman ular itu tersenyum keji hingga menampilkan gigi taringnya yang tajam.  Selena terpaku, entah mengapa ia tak bisa berbuat apa~apa.  Tatapan mata wanita siluman ular itu membuatnya tak bisa bergerak!     Ular jejadian itu bergeser mendekati dirinya.  Selena hanya diam saja hingga suara di kepalanya mulai terdengar.     Lari My Queen! Gerakkan tubuhmu. Jangan pandang matanya!     Ia mendengar Damon memerintahnya.  Selena menutup matanya.  Ia tak tahu wanita siluman ular itu sudah ada di depannya dan siap mencaploknya.  Mendadak terdengar hempasan benda dilempar.  Selena membuka matanya, didepannya berdiri pria yang amat tampan.  Diakah yang melempar siluman ular itu hingga hancur tak berbentuk?     Hembusan angin seakan menyelimuti Selena dan pria itu.  Mempermainkan rambut dan pakaian mereka.  Menambah kesan dramatis dan nuansa syahdu.  Pria itu menatap Selena dengan tatapan yang begitu mendalam.     "Kau tak apa~apa, Angel?"  Pria itu bertanya dengan suara merdunya.     "Aku.. aku baik.  Namaku Selena.  Bukan Angel.  Terima kasih untuk pertolongannya Tuan..."     "Namaku Sebastian Lucifer, Angel.  Kurasa kau telah melupakanku,"     Selena mencoba mengingat~ingat pria di depannya.  "Maaf, kapan kita pernah bertemu?"     Pria itu, Sebastian Lucifer sekali lagi mengamati Selena secara intens.  Kemudian ia tersenyum simpatik.     "Lupakan saja, mungkin aku salah mengenali orang."     "Oh, baiklah."     Mendadak Selena merasa jengah, pria ini kenapa sering sekali melihatnya seperti itu?  Seakan ingin menyelami kedalaman jiwa Selena.     "Mengapa kau menatapku seperti itu?" tanya Selena polos.     Sebastian melemparkan senyum mautnya.  "Karena aku jatuh cinta padamu," jawabnya enteng.     Selena langsung terbatuk mendengarnya.     "Bagaimana mungkin?!  Kita baru bertemu!"     Selena melihat sekelilingnya, memeriksa jangan~jangan ada peri cupid yang baru saja memanahkan cupid arrow ke jantung pria ini.  Sebastian Lucifer tertawa terbahak melihat kepolosan Selena.     "Angel, aku sudah lama mencintaimu.  Kini kuputuskan, mulai sekarang aku akan mengejarmu!"     Begitu Sebastian Lucifer selesai mengucapkan itu, Selena langsung terkejut.  Bukannya apa, ia mendengar raungan amarah Damon Devilano dalam kepalanya.  Iblis jantan itu mengancamnya dengan keji.     Jangan sekali~kali kau beri kesempatan padanya atau akan kubunuh kau!!..kucincang kecil~kecil dan kujadikan dagingmu makanan anjing.     Ancaman itu tak menakutkan Selena, karena ia tak berniat melakukan itu.  Menghadapi satu iblis j*****m itu saja sudah menyusahkan, dia tak mau menambah masalah lagi!!               ===== >*~*   Bersambung 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN