“Mau bilang apa lagi? Pelakor tetap aja pelakor. Aku nggak mau dengar apa pun penjelasan dari kamu,” kataku dengan d**a yang naik turun menahan emosi yang bergemuruh di dalam d**a. Aku mencoba biasa saja, tetapi ternyata tidak bisa. “Mbak, maafkan aku. Aku mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepadamu. Tolong jangan marah terlebih dahulu dan jangan salah sangka dengan apa yang ingin aku katakan. Ini semua bukan alasan, tetapi hal yang terjadi sebenarnya.” Kembali rasa emosi menyelimuti benakku mendengar wanita yang sudah menjadi pelakor di dalam kehidupan rumah tanggaku itu mencoba untuk menjelaskan. Aku tahu apa pun yang akan dia katakan pasti hanya alasan belaka karena menjadi selingkuhan itu sudah sesuatu yang sangat fatal. “Baiklah. Aku akan memberikan kamu satu kesempatan un