Dia bukannya cemburu, sama sekali tidak. Tapi, jijik dan muak melihat kelakuan mereka. Yang perempuan gatal dan tidak tahu malu, sedang yang pria munafik dan tukang selingkuh yang sok posesif. Kalau saja bisa, Mara ingin sekarang juga menjambak keduanya.
“Mau kalian berdua sebenarnya apa?!” bentak Mara mengagetkan keduanya. Farrel langsung mendorong kasar Sofei yang menarik tangannya dengan mata memerah basah.
“Yang ….”
“Apa? Kebetulan ya? Selain di mobil dan pojok sini, sebelumnya kalian pernah berduaan dimana lagi?!” cecarnya sengit.
“Nggak, Yang! Dia saja yang tidak tahu malu merengek minta pinjam uang saat lagi pesta begini.” sanggah Farrel berusaha meraih tangan Mara, tapi langsung ditepis kasar.
“Sialan kamu, Rel! Siapa juga yang mau pinjam uang! Aku cuma menuntut tanggung ...,”
