Leader 38 - Tatapan Putri Beatrice

1212 Kata
Leader 38 - Tatapan Putri Beatrice Putri Beatrice masih terus menatap jenderal Vladimir. Sepertinya ia masih terus mengawasi jenderal Vladimir. Bagaimanapun juga putri Beatrice tidak bisa memungkiri, kalau jenderal Vladimir sangat hebat. Dengan sangat cepat ia bisa melindungi kerajaan. Saat benteng pertahanan di menara perbatasan. Jenderal Vladimir dan pasukannyalah yang memenangkan peperangan. Jenderal Vladimir juga yang mengobati sang naga sampai sembuh. Dia juga yang menyelamatkan putri Beatrice dari kawanan bandit yang menyebalkan. Harusnya putri Beatrice sangat berterimakasih pada jenderal Vladimir. Kalau tidak ada jenderal Vladimir. Tentunya kehormatan putri Beatrice sudah hilang. Tidak sengaja mata mereka mereka saling bertemu. Keduanya saling membuang muka. Jenderal Vladimir memang sejak tadi merasa ada yang memperhatikan dirinya. Ternyata tatapan putri Beatrice sangat mengganggunya. Kenapa putri Beatrice menatapnya seperti itu? Jenderal Vladimir menduga, kalau putri Beatrice masih penasaran padanya. Terutama pada rencana balas dendamnya. Jenderal Vladimir jadi merasa bodoh. Seharusnya dia tidak boleh membocorkan tentang rencana balas dendamnya. Jadi kacau bukan? Putri Beatrice harus terus memantau setiap pergerakan jenderal Vladimir. Memang saat itu jenderal Vladimir bilang kalau orang yang dia incar bukan ayahnya. Namun, tetap saja. Putri Beatrice harus tetap waspada. Tujuan jenderal Vladimir untuk membalaskan dendam pada seseorang saja, sudah sangat meresahkan. Siapa orang itu sebenarnya? Kenapa jenderal Vladimir begitu dendam padanya? Sungguh jenderal yang penuh misterius. Putri Beatrice kembali ke taman bunga di samping istana. Putri Beatrice kembali melakukan kegiatannya. Dia sedang mencoba kembali merangkai bunga. Memang buah tidak jatuh jauh dari pohohnya. Dulu ratu Freya memang sangat suka merangkai bunga. Dan sekarang turun pada putri Beatrice. Andai saja ratu Freya masih hidup. Pasti putri Beatrice bisa bermanja-manja pada ratu Freya. Melakukan hal apapun dengan bersama-sama. Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu memang terasa berat. Meskipun ada dayang Rumbia yang berperan menggantikan sosok ibu. Tetap saja berbeda. Putri Beatrice menginginkan ratu Freya hadir dalam hidupnya. Sementara Jenderal Vladimir kembali fokus pada penyeleksian calon prajuritnya. Ia sedang melihat wakil jenderal Norman sedang mengajarkan tentang teknik dasar memanah. Cara mengajarkannya ia jadi ingat. Ya, itu cara teknik memanah yang pernah ia beritahu saat mengobrol di menara perbatasan. Saat mereka berdua sedang merawat sang naga yang sakit, bersama wakil jenderal Norman. Teknik Dasar Memanah. Stance. Stance adalah sikap atau posisi kaki saat berdiri di atas lantai atau tanah. Posisi kaki yang baik pada saat berdiri memiliki dua syarat, yaitu Syarat Pertama: Titik berat badan saat berdiri ditopang oleh kedua kaki secara seimbang yakni dengan persentase enam puluh sampai tujuh puluh persen bertumpu pada bola kaki sedangkan sisanya tiga puluh sampai empat puluh persen bertumpu pada tumit. Syarat Kedua. Posisi tubuh harus seimbang dan tegak. Dalam artian tidak condong ke depan atau ke belakang dan samping kanan dan samping kiri. Agar mencapai tubuh yang seimbang dan sikap berdiri yang benar maka ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu. Pertama, jarak antar kedua kaki harus selebar bahu. Kedua, ujung kaki harus menyentuh garis khayal di bagian tengah sasaran target. Dan Ketiga, pastikan kedua lutut dalam kondisi rileks (tidak tegang). "Teknik tersebut harus dilakukan dengan baik. Karena saat kita mulai membidik target. Kita harus bisa melepaskan anak panah tepat pada sasaran. Anggap saja target yang kita lihat adalah seorang musuh yang akan menghancurkan kerajaan. Berlatih lah dengan sungguh-sungguh. Jika hari ini kalian belum bisa memanah tepat sasaran. Coba terus sampai bisa. Bisa itu karena terbiasa. Lakukan secara kontinyu. Aku yakin kalian bisa melakukan itu," instruksi dari jenderal Vladimir. Menjadi prajurit kerajaan perlu menguasai beberapa teknik bersenjata. Termasuk memanah. Membidik sasaran dengan tepat. Akan mengurangi musuh yang ada di depan kita. Akurasi yang tepat akan memudahkan kita dalam mengalahkan musuh. Betul yang dikatakan jenderal Vladimir. Jika kita ingin memiliki keahlian, maka kita harus membiasakannya. Bisa karena terbiasa. "Untuk latihan kali ini minimal kita bisa membidik tiga sasaran dengan tepat. Semuanya akan dinilai dan itu akan menjadi bahan pertimbangan kami, untuk menerima tidaknya kalian menjadi prajurit kerajaan," jelas jenderal Vladimir lagi. Raja Castillejo datang menghampiri jenderal Vladimir yang masih memantau dan menilai calon prajurit kerajaan. Tentunya hal itu sedikit mengejutkan jenderal Vladimir. Semua kegiatan terhenti sejenak. Mereka memberikan hormat pada sang raja. "Hormat kami yang mulia raja," ucap jenderal Vladimir sambil menunduk. Diikuti oleh semua yang berada disana. Ada apa sebetulnya sampai raja Castillejo menghampiri mereka? "Sudah, kalian lanjutkan lagi berlatih. Wakil jenderal Norman gantikan jenderal Vladimir untuk menyeleksi calon prajurit. Aku ada sedikit kepentingan dengan jenderal Vladimir," perintah raja Castillejo. "Baiklah, yang mulia raja," sahut wakil jenderal Norman. Kemudian ia kembali memantau penyeleksian calon prajurit. Raja Castillejo dan jenderal Vladimir pergi meninggalkan Medan latihan. Sepertinya memang ada hal penting yang harus raja Castillejo bicarakan dengan jenderal Vladimir. "Kamu pasti terkejut dengan kehadiran aku?" Tanya raja Castillejo. Jenderal Vladimir hanya mengangguk tanpa berkata. "Santai saja, tidak ada yang perlu kau sesalkan. Aku hanya ingin meminta kamu lebih melindungi putri Beatrice. Aku tahu dia tidak begitu suka padamu. Dan bersi keras untuk menyelidiki asal usulmu. Aku sebetulnya juga ingin tahu asal usulmu. Karena kamu begitu misterius. Aku hanya tahu kamu berasal dari Serbia. Namun, aku tidak tahu. Apakah ayah ibumu masih ada atau tidak," selidik raja Castillejo. Akhirnya yang ditakutkan jenderal Vladimir terjadi juga. Raja Castillejo mulai penasaran dengan asal usul jenderal Vladimir. Pasti semua ini gara-gara kejadian saat insiden hilangnya putri Beatrice. Raja Castillejo pasti penasaran kenapa putri Beatrice sampai segitunya. Putri Beatrice rela membahayakan nyawanya, pergi ke restoran ayam milik Vasko. Demi mendapatkan informasi tentang jenderal Vladimir. "Maaf yang mulia raja, aku memang sudah tidak mempunyai ayah dan ibu. Aku hanya hidup sebatang kara. Restoran yang kemarin tuan putri datangi adalah restoran dimana aku bekerja sebelumnya. Aku cukup lama tinggal di sana. Vasko sudah seperti ayah bagi aku. Namun, aku hanya seorang pengembara. Aku tidak mau terlalu merepotkan Vasko. Jadi aku melanjutkan perjalanan," jelas Jenderal Vladimir. Ia sedikit berbohong dengan beralibi melanjutkan perjalanan. Tanpa kejelasan yang pasti. Memang jenderal Vladimir melakukan perjalan. Tentunya melanjutkan perjalanan untuk mencari raja Dimitar yang telah membunuh ayahnya. "Ternyata kamu seorang anak yatim piatu. Pasti kamu tidak tahu akan kemana. Berarti takdir sangat tepat membawa kamu ke sini. Karena memang kamu pantas di sini. Jadilah suami dari anakku. Aku akan dengan senang hati melepas tahtaku untukmu," ucap raja Castillejo. Ucapan raja Castillejo membuat jenderal Vladimir terkejut. Dia kira raja Castillejo akan semakin mengorek-ngorek informasi tentang asal usul dan masa lalunya. Namun, ternyata raja Castillejo malah meminta hal lain. "Mohon ampun hamba yang mulia raja. Di sini yang mulia raja masih menjadi raja di kerajaan Kuzkha. Aku tidak mau hal itu terjadi. Tidak semua orang akan setuju yang mulia raja. Aku orang asing di sini. Dan lagi pula tuan putri tidak akan mau aku menjadi suaminya," tolak jenderal Vladimir secara halus. "Kamu jangan pikirkan ini. Aku hanya percayakan putri Beatrice padamu. Aku tidak akan setuju yang menjadi raja berikutnya. Kalau bukan kamu orangnya. Aku tidak perduli asal usul atau masa lalu kamu. Setiap orang memiliki masa lalunya masing-masing. Namun, aku yakin. Kamu tidak ada niat jahat sekalipun pada kerajaan Kuzkha," ujar raja Castillejo. Jenderal Vladimir hanya terdiam mendengarkan ucapan raja Castillejo. Dia merasa terhormat karena raja Castillejo begitu percaya padanya. Meskipun memang tidak ada niatan jahat pada kerajaan Kuzkha. Entah kenapa jenderal Vladimir belum berani bilang tentang balas dendamnya pada raja Castillejo. "Ya sudah. Kamu lanjutkan lagi tugasmu. Pikirkan dengan baik permintaanku. Aku akan senang jika kamu mengabulkannya." Setelah itu raja Castillejo pergi meninggalkan jenderal Vladimir yang masih mematung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN