Sesampainya di rumah, Aleesa bergegas naik kelantai dua menuju kamarnya. tapi belum sampai langkahnya memasuki kamar, Wendy memanggilnya. “Ca, Besok tambah lagi uangnya, buat bayar tukang” Aleesa menoleh, sejenak matanya membulat menatap Wendy. “Uang yang kemarin saja dicukup-cukupkan, Mas. Aku sudah tidak punya uang lagi!” “Dicukup-cukupkan bagaimana? Uangnya sudah habis buat beli bahan! Bahan rumah kamu itu kwalitas satu semua!” “Kalau begitu jangan beli yang kwalitas satu, beli saja yang kwalitas tiga, yang penting uangnya cukup!” “Kenapa nggak ngomong dari kemarin? Semua bahan sudah terlanjur dibeli!” “Terus gimama, Mas? Memang gak bisa di tukar?” “Ya nggak bisa, lah! Udah deh, Ca! susah amat, sih, ke luar duit! Itu juga buat rumah kamu!” Suara Wendy meninggi, matanya membulat