Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Apalagi jika tahu orang yang ditunggu bersenag senang dengan wanita lain di luar sana. Ingin rasanya memaksanya pulang, tapi itu hal mustahil untuk dilakukan. Ia hanya bisa pasrah menunggu kepulangan suaminya. Untung saja saat ini sudah ada Junior bersamanya, setidaknya ia tidak merasa sendiri dan tersisih. Seperti pagi ini, Aleesa bercanda dengan Junior. Ia tersenyum melihat Junior yang terkekeh tertawa geli, tawa itu mengingatkannya pada Jose, bahkan lirikan mata jernih itu sama persis dengan lirikan Jose. Aleesa menarik napas dalam, melonggarkan dadanya yang terasa sesak. Ada cemburu yang terus menggelitik hatinya setiap kali ingat suaminya. Setelah puas bermain dengan Junior, Aleesa berangkat ke kantor. Sudah hampir pukul sepuluh dia