Sebelas

1620 Kata

Mira kembali ke kamarnya dengan wajah lesu. Dia benar-benar tidak bisa negosiasi dengan pria itu. Air mata Mira jatuh lagi, susah baginya melupakan kata-kata William saat menolaknya.  Mira mengusap air matanya dan menetralkan suaranya saat ponselnya berdering. Mira mengambil ponselnya di meja rias. Melihat yang menelepon adalah ayahnya. Kening Mira mengerut, ada apa ayahnya menelepon malam-malam begini? Tanpa menunggu lagi dia langsung menekan tanda terima di ponselnya. "Halo," Jawabnya. "Halo nak, ayah mengganggu tidak?" "Tidak, Yah. Mira baru saja mau istirahat. Ada apa Yah, apa ada seseuatu yang terjadi?" jawab Mira pelan. "Ayah mau minta kamu pulang saat acara lamaran kakak mu, Nadia dan Adit akan menikah empat bulan lagi. Acara lamarannya satu bulan sebelum hari pernikahan." Pria

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN