Sepanjang jalan, Zahra mendumel. Tadi ia diberitahu oleh ketua kelas sebelah, katanya ia dipanggil oleh Yusuf dan disuruh untuk menemuinya di ruang guru. Hari ini memang ada pelajaran sejarah, dan Yusuf belum memasuki kelas setelah sepuluh menit jam pelajaran berlangsung. Zahra memelankan langkahnya ketika semakin dekat dengan ruang guru. Dilihatnya keadaan di dalam lewat jendela. Sepi. Hanya ada Yusuf dan dua guru lainnya. Setelah mengembuskan napas dan memantapkan hati, akhirnya Zahra masuk. "Assalamualaikum, Pak." Zahra berdiri di depan meja Yusuf. "Waalaikumsalam. Duduk, Ra. Ambil kursinya." Yusuf menunjuk sebuah kursi plastik. Zahra sempat bingung, namun tak lama ia mengambilnya, kemudian duduk di samping meja Yusuf. Gurunya itu sibuk menata beberapa kert