Sara menegakkan tubuhnya. Sisa cekikan masih membekas di lehernya yang kini terlihat membiru. Untungnya Allah masih menyelamatkan nyawanya. Allah masih memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri. Allah belum memberinya kesempatan untuk bertemu Faiz. Astagfirullah, ia ber-istigfar. “Sar,” panggil Dila di sampingnya. Sara menoleh. “Seminggu lagi gue jadi berangkat ke Singapura. Lo jadi nemenin gue kan?” Sara mengangguk sambil tersenyum tipis. “Aku kan udah janji, Dil,” tuturnya. Dila tersenyum tipis. Ia hanya bisa berdoa semoga operasi untuk pengangkatan rahimnya nanti berhasil. Sara menggemgam tangan Dila erat-erat. Ia bisa merasakan pilu apa yang ada di kepala Dila. Namun perhatian keduanya sama-sama teralih ketika acara televisi berganti menjadi breaking news. Dikabarkan seorang wani