CN-20

1065 Kata
“Natsumi, tidak akan sanggup menceritakannya, Quizer-san. Sejujurnya The Paradoks memiliki kemampuan hebat. Tidak ada satu pun anggotanya yang tidak memiliki kekuatan. Mereka membunuh dengan dasar keadilan, tetapi bertentangan hukum militer. Natsmu baru ditugaskan tiga bulan lalu, dan teror di tempat ini mulai berkurang,” jelas Bibi Minami tiba-tiba. Saat itu Natsumi tidak menanggapi. Quizer hanya bisa melihat Natsumi yang melihat ke arah lain sambil menatap jalanan. - - - - - - - - - - - - - - Quizer benci rumah sakit. Dia benci mendengar suara peralatan berat yang tengah digunakan. Tidak jarang suara bangsal yang didorong dengan cepat juga mengganggu pendengarannya saat ini. Semakin suara peralatan itu dapat dia dengar, maka suara sekitarnya tidak dapat dia ketahui. Oleh karenanya Quizer hanya menutup mata. Dia lebih berharap untuk segera pergi meninggalkan tempat ini. Namun, hanya untuk menggerakkan tangan saja dia tidak mampu. Suara ini seperti belenggu yang menahan pergerakan tubuhnya. Dadanya sesak, meski terkadang mulasnya muncul sesekali. Padahal dia hanya menunggu Bibi Minami dan Natsumi keluar dari ruangan saja. Sementara quizzer menunggu, natsumi baru saja selesai diperiksa oleh dokter titik dia tidak begitu menyimak apa yang Dokter katakan saat itu. Lagi pula sudah ada Bibi Minami yang yang mengurus semua tentang kesehatannya. Jadi dia mengembuskan napas dan melihat ke tempat lain. Pikiran Natsumi sedang dipenuhi berbagai hal. "Putri Anda sebaiknya mengambil rawat inap, mengingat dia banyak kehilangan darah. Aneh sekali karena dia masih bertenaga sepeti ini, Nyoba Nakagawa," ucap Dokter  Kumori. Natsumi sudah mengetahui itu. Dia hanya perlu menunggu jadwal pengecekan kesehatan dan mendapat darah tambahan dari pusat. Jika bukan karena hutan budinga pada Kazuhiko, dia juga tidak akan mau melakukan  ini semua. Bukan tidak percaya dokter. Namun, rekannya sudah lebih paham kondisi tubuhnya. "Aku sudah memintanya agar diperiksa olehmu terlebih dahulu. Sayangnya dia selalu menolak tiap kali aku memintanya untuk pergi ke rumah sakit. Entahlah apa yang merasukinya hari ini hingga dia ingin datang ke mari," ujar Bibi Minami dengan tangan yang sekali-kali menghisap puncak rambutnya. Pikiran Natsumi yang sudah seperti benang kusut kini menjadi buyar. Fokusnya teralihkan pada Bibi Minami dan pembahasan kesehatannya bersama Dokter Kumori. Jadi dia menghela napas, sambil menatap berkas-berkas yang ada di sana. Bibi Minami lalu mengajaknya keluar, pertanda percakapan sudah selesai. Namun tidak dengan pengobatannya.  Natsumi masih harus meminum obat. Padahal dia tidak begitu sakit separah itu. "Natsumi, Bibi akan menebus resep dokter terlebih dahulu. Jika kamu meninggalkan tempat ini barang sesenti saja, aku tidak akan segan untuk menyewa pengawal pribadi untukmu," ancam Bibi Minami sambil berkacak pinggang. Natsumi mendengus dan memutuskan untuk tetap diam sementara wanita dewasa tersebut pergi begitu saja. Dia memang bisa bergerak untuk pergi menyelsaikan misinya. Namun ancaman bibinya malah akan semakin mempersulit. Jadi Natsumi tetap tinggal dengan duduk di samping Quizer. Laki-laki berambut pirang itu tidak terlihat baik-baik saja. Wajahnya semakin pucat, bahkan lebih pucat ketimbang dirinya. Refleks tangan Natsumi pun mencoba meraih pundak laki-laki yang cukup besar itu. Sukses Quizer pun melihat ke arah Natsumi dengan tatapannha yang memerah marah. Entahlah ada apa dengan laki-laki itu. "Kamu belum terbiasa dengan kekuatanmu, Quizer-san," ucap Natsumi sangat lirih. Dia sangat tahu betul apa yang diucapkannya benar. Saat ini Quizer baru saja mengembuskan napasnya. "Kamu bicara apa? Aku ... aku banyak pikiran," ucap Quizer. Natsumi menduga itu bukanlah kebohongan. Orang lain akan menganggap ucapan Quizer benar, terutama ketika melihat raut wajahnya yang sangat pucat. Seakan-akan pada hari ini terjadi suatu kejadian padanya. "Quizer-san, apa ada sesuatu yang membuat kamu tidak nyaman? Wajahmu terlalu tegang untuk seseorang laki-laki yang baru saja ke rumah sakit," ujar Natsumi pelan. "Aku tidak apa. Hanya saja, suasana di rumah sakit agak mencekam untukku," jelas Quizer yang lalu menutup matanya sambil menengadah. Tentu, bagi seorang detektif seperpi Natsumi. Dia menolak untuk percaya dengan alasan yang Quizer berikan untuknya. Meski laki-laki itu dapat menyembunyikaan lewat ucapan, tetapi wajahnya menunjukkan sebaliknya. Sebagai teman satu rumah beberapa hari kemarin, Natsumi merasa ini ada hubungannya dengan Quizer. Masa lalu. Quizer menyadari itu semua karena masa lalu. Dia terlahir sebagai manusia normal, seharusnya sampai saat ini. Namun, dia meyakini ketika mulai beranjak usia, dia semakin pintar. Ya, sampai .... Quizer tidak mampu melanjutkan pikirannya. Jangan sampai kalut. Pendengaran hanyalah salah satu indera pada tubuhnya. Mereka yang berada di luar sana bukanlah musuh. Mungkin itu yang Quizer coba dorong untuknya selama beberapa hari. Tangan Natsumi kini bergerak ke sisi lain. Dia mengambil tangan Quizer yang dua kali lebih besar darinya. Lalu, dia genggam erat. Rasa dingin dari kegugupan itu bisa Natsumi rasakan. Laki-laki ini sepertinya memang tidak baik-baik saja. Di rumah sakit biasanya ada obat penenang, tetapi dia membutuhkan surat dari dokter. "Aku tidak tahu kenapa kamu seperti ini, tetapi jika ada sesuatu yang sangat mengganggumi ... maka lawanlah. Kamu tidak akan berkembang dengan baik jika hanya melarikan diri secara terus-menerus," bisik Natsumi, "jika masalah diibaratkan hutang, maka kamu sedang dikejar-kejar olehnya. Bukankah itu malah membuat kamu kesulitan?" "Aku tidak bisa menghadapinya Natsumi. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan pernah bisa menghadapinya. Jadi berhentilah sampai di sini. Natsumi, sebaiknya kamu juga tidak perlu mengguruiku," ucap Quizer dengan kedua tatapannys yang sangat tajam seperti silet.  Natsumi ingin mencari tahu apa yang terjadi, tetapi nyatanya Bibi Minami sudah kembali dengan obat-obat untuk dirinya. Tidak ada cara untuk menghentikan kekhawatiran wanita tersebut. Termasuk memberikan perawatan. Natsumi harus siap jika nanti kamarnya berubah menjadi ruang rawat dan tangannya diinfus begitu saja. Bibi Minami tidak akan membiarkannya dia pergi begitu saja. "Natsumi, jangan menatap obat ini dengan mengerikan. Mereka hanya vitamin dan beberapa obat pendukung agar kamu lebih cepat pulih. Saat ini kamu anemia, kekurangan darah karena misi penangkapan dan layaknya orang normal, kamu kelelahan," jelas Bibi Minami sambil melipat tangan di depan d**a. "Bibi, bagi seorang bibi kamu terlalu khawatir. Aku baik-baik saja. Aku masih bisa menahannya sampai lusa dan dirawat oleh Dokter Tim," balas Natsumi. "Lebih dari itu, sepertinya Quizer-san tidak dapat berdiam diri lebih lama lagi di sini. Dia terlihat sangat pucat." "Ya ampun, Quizer-san ... apakah kamu sakit? Mau periksa dulu?" seru Bibi Minami panik. Quizer sontak menggeleng. Tatapan tajam dia layangkan pada Natsumi. Bisa-bisanya gadis itu malah membuat perhatian Bibi Minami teralihkan padanya. Padahal jelas-jelas yang sakit di sini adalah Nakagawa Natsumi! Menyebalkan. Sementara gadis itu tertawa sejenak. Tidak lama berubah menjadi murung. Gadis itu menoleh ke tempat lain. Quizer tidak tahu apa yang dilihatnya. Ada dua orang laki-laki dengan jas hitam, salah satunya gendut. Siapa pun itu, mereka pasti bukan orang baik-baik.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN