CN-40

1096 Kata
Natsumi lalu pergi ke bawah disusul oleh Quizer. Meski sedang sakit, entah kenapa gadis itu terlihat sangat bahagia. Bahkan aktifnya gadis itu seolah menunjukkan kalau dia baik-baik saja. Padahal Quizer tahu betul kondisi gadis itu. Entahlah, dia ... merasa iri dan penasaran. Siapa sebenarnya Natsumi Nakagawa? Dia rasa gadis ini bukan manusia biasa, ataukah gadis ini mencoba untuk menjadi seseorang yang hebat meski dirinya tahu itu hanyalah sia-sia? - - - - - - - - - - - - - - - Natsumi berdiri di depan jendela dengan tangannya yang sudah menempel pada permukaan kaca. Dengan keadaannya yang  seperti ini, dia tidak mungkin bisa beraksi. Dia lalu mengembuskan napas. Tangannya mulai terkatup. Jika dia mengurungkan niatnya, Natsumi tidak akan pernah tahu dengan apa yang Kazuhiko maksudkan. Gadis berambut cokelat ini tidak mau menyerah. Jadi dia segera membuka jendela kamarnya sedikit demi sedikit. “Gomen ne, Minami-baasan,” ucap Natsumi yang lalu menyentuh jendela tersebut. [Maaf ya Bibi] Debaran jantung Natsumi semakin kuat. Dia tidak sanggup untuk kabur. Malah itu akan ketahuan oleh Bibi Minami langsung. Secepat mungkin dia menarik tangannya dari jendela lalu melihat pada tas. Terakhir pada ponsel yang dia letakkan tidak jauh dari posisinya. Pilihannya hanya kabur dengan diri sendiri atau minta bantuan Kazuhiko. Namun jika begitu, dia akan terlihat seperti orang yang ketergantungan dengan laki-laki itu. “Tidak ... tidak ... aku tidak bisa melakukannya. Aku juga tidak mungkin lompat dari lantai dua dengan keadaan ini. Ini semua salah, tapi bagaimana caranya aku bisa menghentikan mereka?” gerutu Natsumi sambil memukul pelan kaca jendelanya. Untung saja tidak sampai pecah. Lalu sebuah ide muncul di hadapannya. Natsumi pun segera tersenyum cerah ceria dan mulai bangkit dari tempat dia berdiri. Dia tahu harus melakukan apa. Gadis berambut cokelat itu pun segera mengambil tas yang berisi baju-bajunya. Dia dapat pergi sekarang. Kali ini dia harus mencoba untuk berjalan secara pelan-pelan sampai tidak ada suara. Setelah keluar dari kamar, dia mengangkat pelan-pelan seraya membungkuk. Rasanya dia seperti menjadi seorang ninja yang tengah memakai salah satu teknik Shinobi Aruki[1]. Meski Bibi Minami tidak memiliki pendengaran yang lebih baik seperti Quizer, dia tetap harus berhati-hati. Masih bagus jika Quizer belum sadar. Sesampai di depan kamar laki-laki pirang, dia pun mengambil jepit rambutnya. Natsumi tahu ini kejahatan. Dia sangat tahu tetapi dia tidak dapat berdiam diri seperti ini. Hanya sejam lagi menuju pukul sepuluh. Dia harus meyakinkan Quizer. Walau ini dianggap sebagai kejahatan, dia tidak akan pernah peduli. Jadi dia segera berjalan dan kembali menutup pintu kamar Quizer. Nampaknya laki-laki berdarah Inggris satu ini masih belum sadar. Dia pasti tidur sangat pagi karena memikirkan tentang kemampuan dan trauma masa kecil yang pernah dirinya alami. Natsumi sangat yakin karena jika tidak, saat tengah malam, laki-laki itu tidak akan nekat masuk ke dalam kamar perempuan begitu saja. “Quizer-san, Quizer-san,” bisik Natsumi pelan sambil menggoyangkan tubuh laki-laki itu. Perlahan Quizer pun menguap dan mengerjapkan mata. Sudah Natsumi duga. Kemampuan laki-laki itu sudah kembali dan sekarang bisa digunakan kembali. Segera saja Natsumi pun memperbaiki posisinya dan meletakkan tas di meja milik Quizer. Sementara laki-laki berambut pirang itu masih mengumpulkan nyawanya. Dia lalu menoleh dan membelalak. Baru saja mau berteriak, tetapi Natsumi sudah lebih dulu meringkusnya. Gadis itu dengan sigap membekap mulut dan menahan Quizer. Layaknya seorang penjahat yang sedang menahan tawanannya. Natsumi benar-benar takut. “Tolong tenanglah, Quizer-san. Aku di sini bukan untuk membahayakan dirimu, oke? Kita teman. Tenanglah dan atur napasmu lebih dulu,” ucap Natsumi yang perlahan melepaskan tangannya dari mulut laki-laki itu. Sayangnya tidak sesuai yang di prediksi, Quizer justru memberontak dan menyebabkan Natsumi akan jatuh ke belakang. Refleks Quizer yang cepat pun segera menarik Natsumi ke arahnya. Tentu gadis itu menimpanya dan cukup sakit. Tidak. Ini sakit dan berat. Quizer benar-benar tidak menyukai Natsumi. Setelah merasakan sakit, Natsumi buru-buru bangkit. Dia segera memukul d**a laki-laki itu sampai dia mengaduh kesakitan. Salah laki-laki itu. Jika dia tidak ditarik dengan cepat, Natsumi pasti akan baik-baik saja. Tidak akan ada rasa sakit di hidungnya. Dan tidak akan pengap karena napasnya tertahan. “Hei, Natsumi, hentikan! Aduh. Katamu jangan bersuara. Jika begini aku akan berteriak lho!” Natsumi mendengus. Andai bukan demi tujuannya, dia tidak akan membiarkan Quizer lepas begitu saja. Dia pun segera melihat laki-laki itu dengan seksama. Memandangnya dengan penuh kecurigaan. Ya memang benar kalau dirinya tidak ingin Bibi Minami mengetahui keberadaanya. Segera saja Natsumi memperbaiki posisinya sambil melihat laki-laki tersebut. “Kamu benar. Kita tidak bisa saling memukul dan mencubit. Baiklah, aku akan diam saja.” Quizer tersenyum dan dia pun meregangkan badannya. “Sebenarnya apa tujuanmu ke tempat ini Natsumi? Bukankah kamu tahu kalau ini menjadi kamarku? Terlalu berbahaya masuk ke kamar seorang laki-laki di pagi hari. Harusnya kamu tahu itu.” Natsumi mengangkat sebelah alisnya. Dia tidak mengerti dengan apa yang Quizer maksud. Lagi pula, jika laki-laki ini mau berbuat hal aneh, Natsumi sudah lebih dulu meringkusnya. Tadi dia hanya kelepasan karena tidak menduga jika Quizer malah memberontak ketika dia sudah membuka bekapannya. “Aku memerlukan bantuanmu untuk bersembunyi. Pukul sepuluh tim kesehatan dari agensi akan datang ke sini. Mereka pasti akan mencariku. Namun, aku sedang tidak ingin diperiksa oleh mereka,” jelas Natsumi, “maka dari itu aku minta bantuanmu.” “Kenapa tidak kabur saja. Kamu kan pandai kabur-kabur begitu, Natsumi,” ucap Quizer yang gadis berambut cokelat tahu itu adalah sindiran. Natsmu menghela napas. “Andai semudah itu melakukannya, Quizer. Kepalaku masih sakit. Jika aku turun ke bawah, Bibi bisa muncul dari mana saja. Jadi hanya tempatmu yang aman bagiku untuk bersembunyi.” “Kamu gila,” jelas Quizer sambil memerengut. “Sebaiknya kamu keluar dari kamarku atau aku akan melaporkan pada bibi bahwa keponakannya yang cantik tapi menyebalkan ini ada di kamarku. Bagaimana?” “Kalau begitu, aku akan membeberkan kemampuanmu kepada Bibi Minami agar bibi ketakutan dan dia setuju denganku untuk mengusirmu. Jangan lupa, di sini kamu hanya menumpang dan dititipkan padaku,” ancam Natsumu tidak mau kalah. Quizer menelan ludah. Dia tidak akan pernah bisa menang dengan melawan gadis di hadapannya. Bukan hanya karena perempuan selalu benar, tetapi ucapan Natsumi memanglah sebuah fakta. Dia tidak dapat menyangkalnya. Untuk sekarang, dia juga belum bisa memiliki apartemen. Bahkan uang jajan pun pas-pasan. Sepertinya ini hari s**l bagi Quizer. - - - - - - - - - - - - - - -  [1] Shinobi Aruki : Teknik berjalan tanpa menimbulkan suara. Teknik ini biasanya digunakan untuk peryergapan atau menyelinap tanpa diketahui oleh lawan. Natsumi menggunakan kekuatan ini demi tidak diketahui oleh Bibinya. Ilmu seperti ini juga dia pelajari saat kecil. Natsumi tidak ingat kapannya, tetapi dia yakin pernah mempelajari ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN