CN-52

1072 Kata
Tidak perlu waktu lama sampai dia mendapatkan pistol milik si penipu. Dan dengan cepat dia tembakkan pada beberapa s*****a hingga s*****a itu berjatuhan. Terakhir dia lukai lutut dan tangan masing-masing. Terlihat gila. Quizer tidak ingin mengingat, tetapi apa yang Natsumi lakukan terlalu cepat. Bahkan rasanya seperti tidak bernapas sama sekali. "Oyasuminasai." Natsumi berhenti bergerak. Dia pun mengembuskan napas dan jatuh begitu saja. Refleks memegang kepalanya yang sangat kesakitan. Dia berteriak dengan keras sampai Quizer sediri tidak paham dengan apa yang terjadi. "Natsumi! Natsumi! What happened to you? Are you alright?" tanya Quizer panik. [Natsumi! Natsumi! Apakah yang terjadi padamu? Apa kamu baik-baik saja?] "Quizer, take me home right now. [Quizer, tolong bawa aku ke rumah sekarang juga.]" Perintah Natsumi segera Quizer lakukan saat itu juga. Dia memapah gadis itu. Meski sebenarnya dia masih yakin kalau Natsumi belum mau bertemu dengan Bibi Minami. Karena tempat mereka dibawa pergi cukup jauh dari rumah. Quizer jadi lebih kelelahan. Tentu saja, dia harus memapah tubuh gadis yang terlihat rapuh dari luar, tetapi cukup berat ketika di bawa. Benar-benar tidak dapat Quizer sangka. Memang cocoklah julukan itu untuk Natsumi. Sesampai di depan rumah. Natsumi mencoba berjalan ke ruang tamu. Di sana mereka berdua melihat bagaimana tatapan Bibi Minami sangat kosong. Apa yang terjadi pada Bibi Minami? Natsumi bahkan terlihat sangat kaget. "Hentikan kalian semua!" teriak Natsumi. Sontak dua orang yang sejak kemarin berdatangan itu pun melihat ke arah Natsumi. Keduanya tersenyum simpul. "Natsumi-san. Kami sudah cukup lama menunggu dirimu. Kemana saja sebenarnya kamu?" "Apa yang kalian lakukan pada Bibi Minami?" tanya Natsumi begitu saja tanpa peduli dengan pertanyaan yang sebelumnya dilontarkan kepadanya. "Tidak ada. Tidak ada yang kami lakukan," ucap si dokter dengan lantang. Karena perawakannya yang besar, dokter itu segera mendekati Natsumi. Dia bahkan segera menarik tubuh gadis itu. Padahal jelas-jelas Natsumi menolak. Maka Quizer pun membantu Natsumi dengan menarik balik. Sayangnya, tenaga dokter itu lebih kuat. Bahkan hanya satu dorongan, dia sudah mundur beberapa langkah. s**l. Natsumi harus bisa dia selamatkan, tetapi bagaimana caranya? Quizer tidak habis pikir dan dia kini mencoba mencari cara untuk melepaskan gadis itu. "Sebaiknya kamu diam saja, Natsumi! Kamu menggila seperti ini karena belum kami berikan obat secara rutin. Anne, bawakan suntikannya," ucap si dokter. Gadis yang merupakan asisten itu pun segera membuka tas kedokteran dan mengeluarkan jarum suntiknya. Pupil Natsumi mengecil. Dia bisa saja menjadi objek percobaan lagi. Dia tidak mau. Jadi ketika laki-laki akan menyuntik. Natsumi pun melancarka serangan maut pada titik vitalnya. Tidak lupa mengambil jarum suntik milik laki-laki tersebut. "Quizer, ayo bawa Bibi Minami! Aku akan mencegah mereka," jelas Natsumi. "Tapi—" Ucapan Quizer terhenti ketika Natsumi fokus menyerang Anne. Gadis itu berusaha untuk melindungi dirinya. Jadi tapa banyak pikir, dia segera membawa Bibi Minami Yang sepertinya masih dalam pikiran kosong. Butuh lima menit sampai Natsumi keluar seorang diri. Gadis itu buru-buru mengarahkannya dan Bibi Minami untuk berlari ke suatu klinik terdekat. Entahlah bagaimana gadis ini bisa membuka pintu, padahal terlihat kalau kliniknya ditutup. Mungkin memang pada dasarnya Natsumi sendiri berbakat dalam menjadi pencuri di rumah. Natsumi belum bicara apa pun, pertanda kalau keadaan belum baik-baik saja. Quizer sendiri dapat mendengarnya dengan baik. Dua orang itu sedang mengejar. Untungnya masih jauh dan pasti tidak akan melihat ke mana mereka berlari. Natsumi pun segera menyuruh Quizer membawa Bibi Minami ke bangsal. "Sejujurnya, apa yang terjadi pada Bibi Minami? Kenapa pula kamu panik seperti itu, Natsumi?" tanya Quizer cukup kebingungan. Natsumi lalu mengembuskan napas. Dia segera melihat lawan bicaranya dengan seksama. "Mereka bukan dokter dari agensiku. Tidak, mereka dokter. Namun ... mereka menyalahgunakan kekuatan mereka. Apa selama aku tidak di rumah, mereka mengatakan sesuatu?" kuisioner jadi teringat dengan apa yang dikatakan oleh dokter dan asistennya yang ada di rumah natsume. Itu pula yang ingin dia katakan kepada gadis itu dan selain itu penyebab kenapa dia bersusah-payah untuk keluar dari kamarnya. maka tidak ada alasan lain bagi kuesioner untuk menyembunyikannya. "Ya, ada. Dokter itu bilang dia ingin menjadikanku sebagai bahan percobaan. Tunggu, biar aku perlihatkan melalui aplikasi si tadi. bagaimana menurutmu? "Tanya quiser sambil memperlihatkan isi aplikasi dari ponselnya. "Jadi mereka merencanakan untuk menggunakan dirimu sebagai bahan percobaan juga? Aku tidak menyangka detik mengapa mereka sekejam ini ya? "Gumam natsumi setelah melihat isi pesan yang ada di aplikasi tersebut. "Memangnya bahan percobaan apa? Jika bahan percobaannya mengarahkan sesuatu yang baik itu bagus. Namun entahlah aku justru khawatir dan buru-buru loncat dari kamar. Jika dipikir-pikir, kakiku masih sakit," ucap Quizer seraya memegang kakinya. Natsumi pun menyuruh quiser untuk duduk di bangsal dan meluruskan kaki. Ya tanya gadis itu cukup telaten dalam memijat, untungnya nya sangat nyaman di kaki quiser. Entahlah Quizer harus bersyukur atau sebaliknya. Saat ini dirinya sangat kelelahan. Dibanding itu, dia juga ingin mengetahui apa saja yang sudah terjadi. "Aku tidak tahu apa yang sedang mereka uji. Namun, aku mendapatkan sampelnya. Nanti akan kuberikan para orang yang dapat dipercaya. Dia akan memeriksa kandungan apa yang ada di dalamnya," jelas Natsumi pelan. Quizer pun membalas, "Lalu bagaimana cara kita menyadarkan Bibi Minami? Melihatnya melotot, membuatku takut. Bagaimana jikakita tutupi saja?" "Lalu kamu ingin membuatnya terlihat seperti mayat? Tega sekali," balas Natsumi sambil menggelengkan kepala. "Tidak begitu! Aku bukan bermaksud demikian, Natsumi!" Gadis itu pun menoleh ke arah Bibi Minami dan mengembuskan napas. "Ini salahku karena tidak menyadari dari awal. Maaf karena kamu jadi ikut terlibat. Padahal aku menjanjikan agar kamu tetap aman." "Tidak masalah. Lagi pula, kamu berjanji padaku kalau kamu akan mengasah kemampuanku," jelas Quizer. Natsumi pun mengangguk. Dia tidak lagi berbicara. Kini justru Quizer yang dirundung kebingungan. Gadis ini lebih membingungkan ketimbang kelompok yang disebut The Paradoks. Jadi perlahan dia pun memberanikan diri untuk menanyakan segalanya. "Natsumi, kenapa kamu mengatakan pada orang itu ... jika tugas agensimu adalah melindungi orang-orang sepertiku? Apa itu berarti sudah banyak orang dengan kemampuan khusus yang disalahgunakan?" tanya Quizer pelan. "Begitulah. Ini pula alasan pamanmu menitipkan kamu padaku. Dia tahu agensi kami, perusahaannya terlibat kerja sama baru-baru ini. Kamu mungkin menganggap keluargamu tengah membuangmu. Padahal tidak. Percayalah. "Aku adalah agen khusus yang di panggil No Name. Tugasku adalah melindungi orang-orang seperti dirimu. Jadi nyawamu terlalu berharga untukku," jelas Natsumi. Quizer kembali bungkam. Andai ini film dan laki-laki yang bicara itu pada perempuan, itu pasti terlihat sangat biasa. Namun, saat ini seorang gadis paling aneh yang dia kenallah yang baru saja mengucapkan itu. Dan rasanya Quizer tidak ingin memercayai apa yang sedang telinganya dengarkan. Sangat tidak ingin. Namun, semua itu sudah terekam dalam memorinya dengan sangat baik. Bahkan mungkin sulit untuk dilupakan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN