CN-46

1046 Kata
Meski mengambil niat untuk belajar, Quizer tetap mendengus. Tidak lupa dia mengacak-acak rambutnya sendiri. "s**l. Aku benar-benar kepikiran dengan apa yang gadis itu akan lakukan nanti. Lihat saja setelah semuanya reda. Aku pastikan dia tidak bisa menunjukkan senyum menyebalkannya lagi!" - - - - - - - - - "Ah ... s**l," ucap Natsumi pelan. Dia kembali berdiri dari tidurnya. Kali ini dia tidak kembali terbentur meja belajar Quizer lagi. Ponsel dari Kazuhiko membuatnya dilema. Belum lagi pesan yang tertulis di sana. Saat ini, dia benar-benar memerlukan pembenaran dan bayangan masa depan. Apakah benar dirinya akan baik-baik saja jika hanya bersembunyi di kamar Kazuhiko. Laki-laki itu memiliki kemampuan lebih baik dari siapa pun, tetapi Natsumi tidak yakin dengan apa yang diucapkannya adalah benar. Natsumi pun mendekati tasnya. Ucapan Kazuhiko memang tidak dapat dipercaya dengan tepat, tetapi bukan berarti dia tidak mempertimbangkannya. Memang benar jika mereka pasti akan pergi menyusul ke rumah setelah melacak keberadaanya. Natsumi buru-buru mengambil kedua ponsel tugasnya. Ah, Bibi Minami tidak mungkin akan melacaknya. Natsumi memutuskan untuk membawa ponsel sehari-harinya dan juga ponsel dari Kazuhiko. Namun, dia harus meletakkan satu ponsel di kamar ini. Ponsel milik agensinya yang sudah pasti akan dilacak. Natsumi pun meletakkan ponselnya di sudut meja belajar. Dia yakin Quizer tidak dapat membuka atau bahkan mengetahui apa yang tengah dibicarakan oleh agensi. Tanpa perlu takut semua informasi yang didapatkannya bocor begitu saja. Natsumi harus segera bergegas dari rumah. "Dia benar, tempat ini tidak akan pernah menjadi perlindungan yang sempurna. Bibi Minami sudah berbohong sekali dan aku tidak dapat memercayainya lagi. Hanya Quizer yang bisa kuandalkan," gumam Natsumi untuk meyakinkan apa yang dilakukannya memang benar dan bukanlah kesalahan. Bahkan tanpa melihat Kazuhiko langsung pun, laki-laki itu mampu menggoyahkan hatinya. Terlalu berbahaya. Apa sebaiknya dia juga tidak pergi ke tempat mafia itu berada? Jika begitu, dia harus pergi ke suatu tempat ... tapi di mana? Dia tidak dapat melakuka reservasi kamar. Petugas hotel pasti tidak akan mengizinkannya. Lebih parah lagi, agensi akan lebih mudah mengetahui keberadaannya. Sementara dia juga tidak memiliki satu pun kontak teman sekelas. Pergi dan tinggal di sekolah pun sewaktu-waktu akan ketahuan. Baiklah, dia rasa dia harus ke tempat yang lebih aman dan terjangkau dengan dompetnya. Natsumi segera saja membawa tasnya. Dia tidak melakukan pamitan dengan laki-laki yang sudah berbagi kamar untuk seharian ini. Ya. Dia tidak mau jika laki-laki itu malah mencarinya dan membuat Natsumi kerepotan. Saat ini Natsumi hanya ingin melarikan diri. Tidak ada hubungannya dengan quizer. Maka dari itu natsumi pun pergi dari rumah, tanpa harus mengatakan apapun kepada laki-laki itu. Di luar rumah awan semakin gelap, sebagian kecil bercahaya ya di ufuk timur. Pertanda pagi akan segera hadir. Akan tetapi, natsumi tidak mengurungkan niatnya sama sekali. Justru hal ini membuatnya ingin semakin cepat pergi dari rumah. Tentu saja sebelum Bibi Minami menyadari kalau dirinya sudah pergi dari rumah ini. Namun tanpa diduga-duga, seseorang tengah membekap mulut natsumi. Sontak gadis itu memberontak, tetapi tenaga dari penjahat itu terlalu berat untuknya. Makanan suami puan segera menenangkan dirinya sambil berpikir bagaimana caranya dia bisa menghentikan orang yang ada di belakangnya. "Tenanglah, aku kemari untuk menjemputmu dan merahasiakan keberadaanmu. Aku harap kamu bisa menenangkan dirimu sendiri," jelas orang yang berada di belakang tubuhnya. Natsumi menurut dengan perasaannya yang tidak tenang. Suara ini dia kenali dengan baik. Bersamaan dengan itu, dia pun mulai tenang. Perlahan tetapi pasti, orang yang menahannya pun mulai melepaskan pegangan. Segera saja Natsumi berbalik sambil berdecak sebal. Laki-laki di hadapannya menggunakan topeng iblis, sering dijual oleh para pedagang pasar malam pada festival-festival tertentu. Natsumi lalu mengembuskan napasnya. “Kenapa kamu ke mari? Aku kira kamu sudah pergi lebih dulu, Kazuhiko,” ucap Natsumi pelan. Kazuhiko lalu membuka topengnya dan menunjukkan senyumnya. “Karena aku yakin kamu akan mempertimbangkan apa yang kukatakan Natsumi. Baiklah, mari kita lihat apa saja yang akan kamu lakukan. Hmm, sepertinya kamu tidak berminat untuk datang kepelukanku ya, Pacar.” “Kazuhiko, kita bukan sepasang kekasih. Lagi pula, seorang eksekutif muda sepertimu harusnya sedang sibuk, kan? Ini sudah malam,” jelas Natsumi. “Ya, bisa dibilang kita sama-sama melarikan diri. Akira sudah mendapatkan tugas pertamanya. Jadi aku biarkan dia membawa orang-orang untuk terkecoh. Sekalian saja aku ke rumahmu, memberikan paket sekaligus bersembunyi,” balas Kazuhiko. “Natsu, kita lanjutkan percakapan ini nanti. Kurasa Bibi Minami sudah bangun dari tidurnya.” Natsumi menurut saja. Dia sendiri tidak ingin ketahuan secepat itu. Jadi secepat mungkin Natsumi pun membawa tas dan dirinya. Mengikuti ke mana Kazuhiko akan membawanya. Kadang dia masih berusaha untuk memantapkan hatinya lagi. Terutama dengan apa yang dilakukannya memang benar. Terkadang kepalanya masih sakit, tetapi Natsumi mencoba untuk menahannya. Lagi pula Kazuhiko tidak menyadari rasa sakitnya. Sesuai yang Kazuhiko katakan, dia sedang diburu dan tidak menaiki apa pun untuk hari ini. Justru dia sepertinya sedang sibuk memastikan keadaan mereka baik-baik saja. Natsumi lalu menengadah ke langit-langit. Sambil memastikan waktu yang sudah berlalu. Apa tidak ada cara selain ini? Dia ingin beristirahat. Natsumi perlahan memegang tangan Kazuhiko dan menutup mata. Menahan rasa sakit yang ada di kepalanya. Harusnya sebelum pergi dia meminum obat penahan sakit dulu. Namun sekarang beberapa kilasan balik kembali membuat Natsumi bingung. Dia tidak bisa bernapas, seakan kemampuannya ditelan habis untuk menahan rasa sakit yang ada di dalam pikirannya. Natsumi tidak peduli, tetapi dia juga tidak dapat melanjutkan langkahnya. Kazuhiko menyadari apa yang terjadi pada Natsumi dan segera menghentikan langkahnya juga dia segera saja membawa gadis itu menepi. Beberapa kali memeriksa keadaan hingga dahinya berkerut. Seadaan ada sesuatu yang sangat buruk. “Natsumi, maaf jika aku lancang. Sekarang aku akan membopongmu dan kita akan pergi klinik para anggota Mafia. Jadi tetaplah ingat kalau dirimu dikenal sebagai Yuri. Sepertinya kamu belum sepenuhnya sembuh,” jelas Kazuhiko. Natsumi mengembuskan napas. “Aku ... tidak ... jangn bawa aku ke sana. Aku hanya ingin kita beristirahat. Untuk sementara aku bisa meminum obat penahan sakit dan beberapa vitamin. Jika kamu membawaku ke klinik, mereka mungkin bisa mencurigaiku. Kamu lupa kalau aku tidak memakai wignya Yuri?” “Aku paham. Namun, mereka bukanlah bos yang dapat melihat perbedaan hingga sedetil itu. Sekarang aku akan membawamu ke klinik. Tidak peduli kamu menerima atau menolak usulku,” balas Kazuhiko mutlak dan sukses membuat Natsumi mendengus. “Kalau begitu kamu tidak perlu meminta usulku, Kazuhiko. Baiklah, ayo kita pergi saja sekarang. Selama mereka tidak mencurigaiku, aku tidak akan masa
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN