Thea berbalik memandang wajah Dieter dan dari raut wajahnya jelas sudah bila perempuan itu sedang menimbang-nimbang jawaban untuk pertanyaan yang dilontarkan oleh pemuda itu. “Tadinya aku pikir iya, tapi setelah aku melirik lagi kebelakang, aku menjadi goyah aku tidak lagi yakin dengan apa yang aku rasakan. Aku sudah mengenal Derek begitu lama sehingga buatku selama beberapa tahun tanpanya adalah mustahil aku bisa bertahan hidup tanpa dia. Saat dia pergi duniaku mendadak runtuh dan kacau, terutama ketika aku melihat dampaknya kepada Teddy.” Thea menggelengkan kepalanya beberapa kali, menatap Deiter dengan sorot mata yang dipenuhi oleh kehampaan yang begitu dalam. “Mengapa dia harus melakukannya dengan cara itu? mengapa dia tidak membicarakannya denganku dulu dan memberitahu aku apa yang se