Aya dan Raka terbengong melihat yang terjadi di hadapan mereka. Elia memukul lengan El agar El melepaskan bekapan telapak tangan di mulutnya. "Berisik. Ini tengah malam." Suara El rendah, tapi penuh tekanan. El melepas bekapan tangannya di mulut Elia. "Saya bicara yang sebenarnya." Mata Elia melotot ke arah El. "Iya, tapi tidak perlu berisik." El juga melotot ke arah Elia. Mereka seakan lupa ada orang lain di sana selain mereka. Aya duduk di hadapan El dan Elia. Diambilkan makanan untuk El, diletakkan di hadapan putranya. "Kalian makanlah, El. Stop dulu berdebatnya," ucap Aya. Raka tertawa. "Seperti melihat pertengkaran suami istri, karena si suami sedang cemburu." Raka mengomentari perdebatan dan tingkah dua orang di hadapannya. "Raka!" Aya menepuk paha Raka. "Nikahkan saja me