Five

1849 Kata
Clair berjalan tertatih-tatih di tengah hutan, ia benar-benar merasa sangat lelah dan juga sakit di sekujur tubuhnya. Tubuhnya serasa remuk setelah ia terjun dari lantai dua ke lantai dasar, andai saja dia adalah seorang manusia serigala yang kuat, maka dirinya tidak akan merasakan rasa sakit seperti ini. Namun sayangnya dia adalah seorang shewolf yang sangat-sangat lemah. Langkah kakinya terhenti saat ia sudah berada di tepi sungai, sungai yang sama saat Nathan membawanya ke mari kemarin. Ia jadi teringat pada pria itu sekarang, entah kenapa ia tiba-tiba merindukannya. Nathan sangat baik dan juga lemah lembut. Suara derap langkah seseorang membuat Clair tersentak kaget, tubuhnya sedikir gemetar karena takut, ia takut jika orang itu adalah Edmund, ia tidak bisa menebak apa yang akan di lakukan mate tampannya itu jika berhasil menangkap dirinya dan Edmund tau siapa dirinya sebenarnya, dirinya yang sebenarnya adalah seorang shewolf yang sangat lemah dan juga tidak bisa berubah wujud. Ia sangat yakin Edmund tidak akan menerimanya dengan tulus, ia sangat yakin hal itu. "Siapa di sana?!" seru Clair dengan suara yang gementar, seseorang meloncat dari arah semak-semak dan mendarat dengan sempurna tepat di hadapannya. Clair terkejut bukan main, saking kagetnya ia sampai jatuh ke belakang dan bokongnya mendarat dengan keras di tanah berkerikil. Nathan tertawa terbahak-bahak saat melihat eskpresi Clair yang tengah ketakutan, gadis itu terlihat sangat lucu dan manis di ke dua mata merahnya. "Tidak lucu Nathan!" bentak Clair sembari melempar sebuah kerikil berukuran kecil ke arah pria itu, serigala liar yang terkenal sangat buas itu lantas menghentikan tawa sumbangnya dan berjalan mendekat ke arah Clair lalu membantu gadis itu berdiri. "Maaf," ucap Nathan dengan tulus, Clair mengangguk memaafkan pria yang telah menakutinya itu. Salah satu tangan Nathan terulur menyentuh kening Clair yang terluka dan mengeluarkan darah, gadis itu meringis sakit lalu dengan penuh perhatian Nathan meniup luka yang masih terdapat darah itu dengan lembut, terasa sangat sejuk dan rasa perihnya berkurang saat Nathan melakukan hal itu. Clair tersenyun manis ke arah pria itu dan di balas dengan senyuman hangat oleh Nathan. "Kenapa kepalamu? Kau sering terluka ya, kemarin lehermu yang terluka, dan sekarang kepala dan kakimu. Sebenarnya kau ini kenapa?" tanya Nathan sangat penasaran, pria itu menggandeng lengan Clair membimbing gadis itu menuju ke arah batu besar tempat mereka berdua duduk berdua kemarin. Setelah duduk bersampingan, Nathan langsung membelai lembut rambut panjang Clair, memberi kenyamanan untuk gadis itu agar mau menceritakan semua yang telah terjadi padanya. "Aku sudah menemukan mate ku," ucapnya yang membuat Nathan terkejut, baru saja kemarin gadis itu mengatakan ia belum menemukan pasangan abadinya, tapi sekarang dia mengatakan bahwa dirinya sudah memiliki seorang pasangan hidup. "Lalu? Dia menyakitimu?" tanya Nathan lagi, Clair menggeleng pelan. Gadis itu menoleh ke arahnya, menatapnya dengan hangat lantas tersenyum kecil, seyuman kecil yang mampu membuat detak jantung Nathan menjadi tak karuan, Nathan merasa beruntung Clair adalah seorang shewolf yang lemah dan tidak memiliki indra pendengaran yang tajam, karena kalau Clair mendengar detak jantungnya ia akan malu. Nathan sadar, ia menyukai Clair sejak pertama kali mereka bertemu. "Edmund sangat baik dan juga lembut, dia juga memperlakukanku dengan baik. Hanya saja dia belum tau kalau aku adalah shewolf yang lemah. Dan aku tidak mau dia tau, kalau sampai dia tau maka dia akan menolakku." jelas Clair dengan sendu, Nathan meraih kepalanya lantas menaruhnya di d**a bidangnya yang keras dan hangat, sesekali ia membelai rambut panjang Clair dengan lembut, ia menyayangi gadis ini, gadis yang tidak seharusnya memiliki hatinya. Suara geraman terdengar sangat mengerikan membuat Clair dan Nathan tersentak kaget dan langsung membalikkan tubuhnya ke belakang, di sana mereka melihat seekor serigala besar berbulu hitam pekat dengan ke dua mata yang kuning keemasan, di belakang serigala itu adalah beberapa orang berpakaian penjaga istana. Clair bangkit dari duduknya dan melepaskan dekapan Nathan, ia sangat yakin bahwa mereka berasal dari istana kerajaan. Mereka pasti datang untuk mencari dirinya. Nathan juga ikutan menggeran marah, sejatinya seorang manusia serigala murni dan serigala liarogue adalah musuh abadi, saat mereka bertemu maka akan ada sebuah pertarungan hebat yang terjadi. Peter memberi pesan pada Johan dan para penjaga istana lewat telepati/mindlink agar membawa Clair ke istana sekarang juga. Mereka semua mengerti dan langsung menarik lengan Clair dengan lembut, namun dengan kasar Clair menolaknya, ia jutru sembunyi di balik tubuh tegap dan kekar milik Nathan, hal itu tentunya membuat Peter tersulut emosi, ia lantas berlari ke arah Nathan lalu menendang pria itu hingga jatuh tercebur sungai. Dengan cepat Johan langsung menggendong Clair layaknya karung besar dan berlari cepat menyusuri hutan untuk sampai ke istana werewolf di ikuti oleh para penjaga. "TOLONG AKU!" teriak Clair yang membuat Nathan bangkit dari jatuhnya, pertarungan hebat akan segera di mulai. Nathan merubah wujud manusianya yang seekor serigala dengan bulu berwarna abu-abu dan ke dua matanya yang masih berwarna merah menyala. Serigala Nathan bernama Max. Max dan Peter berhadapan sembari mengeluarkan geraman menyeramkannya, mereka lantas memulai pertarungan dengan saling menendang, mencakar dan juga mengigit satu sama lain, mereka sama-sama kuat, beberapa kali ke dua harus terjatuh secara bersamaan. Hingga akhirnya pertarungan kali ini di menangkan oleh Peter, Peter dengan kuat mencakar d**a Max hingga darah mengucur dengan deras dari sana membasahi bulu-bulu lebat Max. Merasa sudah tidak kuat lagi untuk melawan, Max memutuskan untuk melarikan diri menuju ke wilayahnya. Sedangkan Peter kembali ke istana, ia akan memberi kesempatan sekali lagi serigala liar itu untuk hidup sekali lagi, namun jika ia melihat pria itu kembali bersama dengan Clair, maka ia berjanji tidak akan membiarkannya tetap hidup. ---000--- Johan menurunkan Clair dari gendongannya, gadis itu lantas membanting tubuhnya di atas ranjang empuk kamar di mana ia tinggalkan beberapa waktu yang lalu, suara isakan terdengar dari Clair, gadis itu menangis dengan keras. Clair sangat takut, takut jika Edmund murka kepadanya, takut jika Edmund menolaknya lantas membuangnya karena dia sangat lemah. "Luna belum sarapan, kami sudah menyiapkan sarapan untuk Luna." ucap seorang pelayan wanita sembari membawa sebuah nampak berisi beberapa potong daging asap dan juga s**u hangat untuk sarapan. Claie menggelengkan kepalanya, ia menyembunyikan wajah cantiknya di atas bantal dan membiarkan semua orang yang berada di sana menatapnya dengan aneh. "Luna harus makan," titah Johan dan lagi-lagi Clair menggeleng, ia tidak kenal semua orang yang ada di sini. Peter datang ke kamar lewat pintu balkon, serigala hitam itu meloncat dari lantai dasar ke lantai dua di mana kamarnya berada. Ia lantas menggeram dengan keras tanda bahwa mereka senua kecuali Clair di perintah untuk segera keluar dari kamar. Clair yang mendengar suara geraman lantas bangkit dari baringnya, menatap takut ke arah serigala hitam itu. Setelah pintu kamar tertutup dan hanya ada Peter dan Clair saja yang berada di dalamnya, Peter lantas merubah wujudnya menjadi manusia, itu adalah Edmund. Clair memalingkan wajahnya saat tubuh telanjang Edmund terpampang di depan matanga, dengan ekspresi dingin, Edmund berjalan mendekat ke arah Clair, meraih sebuah handuk yang tergantung di samping lemari untuk menutupi tubuh polosnya. Setelah itu ia lantas berdiri tepat di hadapan Clair, maraih dagu gadis itu lantas mencekeramnya dengan erat hingga sang empunya meringis sakit. Dengan melarikan diri dan juga bersama dengan pria lain, Clair telah membangunkan sisi gelap seorang Edmund Carel. "Kenapa kau kabur dari ku?" tanya Edmund dengan menekan setiap kata yang ia ucapkan. Clair meringis sakit, cengkeraman tangan Edmund di dagunya benar menyakitkan, ia bahkan bisa merasakan kuku tajam pria itu menusuk kulitnya. "DAN SIAPA PRIA SIALAN ITU?!" murka Edmund semakin mengeratkan cengkeramannya pada dagu Clair hingga gadis itu memekik sakit karena dagunya telah terluka dan mengeluarkan darah. Gadis itu hanya bisa menangis dalam diam, ia tidak bisa menjawabnya karena untuk membuka mulut saja ia sangat kesulitan. Dengan kasar Edmund melepaskan dagu Clair, mengelap darah yang keluar dari sana dengan pelan masih dengan tatapan mata dinginnya yang mampu menusuk mata Clair, gadis itu tidak menyangka bahwa ia memiliki mate yang memiliki dua kebribadian yang sering berubah. Ia tau Edmund cemburu karena melihatnya berduaan dengan Nathan barusan, namun tidak seharusnya pria itu bersikap kasar dengannya. Sekarang keinginannya untuk kabur dari Edmund semakin besar, ia harus pergi meninggalkan Edmund sebelum pria itu tau bahwa dia adalah shewolf hang lemah. Ia tidak mau membuat pria itu semakin bertambah murka. Clair tersentak kaget saat Edmund mulai menjilati area dagu dan keningnya untuk menghilangkan darah dan juga menyembuhkan lukanya. Dalam sekejap luka itu menghilang tanpa bekas. "Sekarang kau bisa jelaskan, siapa pria sialan yang bersamamu itu? Bagaimana bisa seorang werewolf murni bersama dengan seorang rogue? Jelaskan!" tegas Edmund dengan nada perintah. Clair menatap ke arah Edmund dengan tatapan lembut yang mampu membuat emosi pria itu menjadi reda walaupun tidak sepenuhnya. "Dia temanku," jawab Clair dengan jujur, ia memang menganggap Nathan sebagai seorang teman yang sangat baik. "Dia sering membantuku, dan aku tidak peduli siapa dia, baik dia rogue atau bahkan vampir sekali pun, aku akan tetap berteman dengan dirinya." sambungnya dengan santai. "Kau yakin dia hanya sekedar teman? Dia bukan kekasih gelapmu kan?" curiga Edmund dengan sinis, Clair menggeleng pelan lantas menundukkan kepalanya menatap ke arah bawah. "Seorang pria dan wanita tidak bisa menjalin pertemanan, karena mereka pasti memiliki sebuah rasa yang di sebut kasih sayang dan juga cinta. Apa kau menyayanginya?" tanya Edmund lagi, Clair merasa seperti seorang kekasih yang kepergok berselingkuh dan tengah di introgasi sekarang. "Biarkan aku pergi dari sini, aku akan menemuimu saat bulan purnama berikutnya. Aku janji tidak akan pernah mengkhianatimu," alih-alih menjawab pertanyaan yang di layangkan oleh Edmund barusan, Clair jutsru menginginkan Edmund agar membiarkannya untuk pergi sementara waktu sampai bulan purnama berikutnya. Ia sangat yakin bahwa saat bulan purnama berikutnya ia akan mendapatkan kekuatannya sebagai seorang werewolf dan bisa merubah wujud manusianya menjadi seekor serigala. "Alasannya?" tanya Edmund menahan amarahnya yang kembali meluap, bagaimana bisa Clair menginginkan dirinya untuk melepasnya sementara waktu? Ia tidak akan pernah membiarkan gadis itu pergi dari sisinya, jika Clair kembali melarikan diri, maka ia akan mengejarnya sampai ke ujung dunia sekalipun. Ia sudah sangat lama menantikan kehadiran gadis itu dalam hidupnya, dan tidak akan semudah itu Edmund mengabulkan permintaan Clair yang akan ia anggap sangat konyol itu. Melepaskan Clair artinya ia harus merelakan gadis itu bersama dengan manusia serigala liar sialan itu. Ia sangat yakin bahwa keinginan Clair barusan berhubungan dengan rogue itu. Clair diam, tidak biaa menjawab pertanyaan Edmund barusan, tidak mungkin ia menjawab bahwa alasan dirinya menjauh dari Edmund adalah untuk menunggu bulan purnama berikutnya agar ia bisa berubah wujud menjadi serigala terlebih dahulu, bisa-bisa Edmund tau kalau dirinya tidak memiliki wolf dalam dirinya dan juga tidak bisa berubah wujud. "Kenapa diam? JAWAB!" bentak Edmund di akhir kata yang ia ucapkan, Clair tersentak kaget dan langsung kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur, menutupi wajah cantiknya yang berlinang air mata dengan sebuah bantal besar. Edmund memberi waktu untuk Clair menangis, ia lantas beranjak dari sana, memerintah beberapa penjaga istana untuk menutup semua jendela dan pintu menggunakan kayu dan memakunya dengan sangat erat agar Clair tidak bisa melarikan diri lagi. Bahkan Edmund memanggil seorang penyihir untuk memantrai semua pintu dan jendela agar Clair tidak bisa menggunakan kekuatan wolf untuk menendang atau membuka pintu dan semua jendela yang telah ia tutup rapat-rapat. Clair tidak akan bisa kabur lagi darinya, jangankan Clair biaa kabur, matahari saja tidak bisa menembus kamar yang di rancang khusus untuk Clair. Hanya ada beberapa lampu untuk menerangi kamar itu. "Siapkan dirimu untuk menghadiri pesta malam ini," ucap Edmund sebelum melangkahkan ke dua kakinya meninggalkan Clair sendirian di dalam kamar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN