George membawa Vivian ke sebuah hotel yang tak jauh dari club. Mereka kembali berciuman begitu panas setelah sampai di dalam kamar hotel. Persetan kalau Vivian adalah kakak iparnya. Wanita itu sendiri yang menawarkan dirinya. Jadi ini bukanlah salahnya.
"Mmmphhh mmmphhh, " lidah George masuk ke dalam rongga mulutnya dan mengabsen giginya. Tangannya juga sudah berani meremas-remas b****g besarnya. Tanpa melepas pagutan mereka, George membawa Vivian berbaring di atas ranjang. Tangan George yang nakal mulai meremas bukit kembar Vivian dari luar gaunnya. Ciuman George mulai turun ke lehernya. Vivian mengerang nikmat saat merasakan gigitan George disana. Tiba-tiba saja Vivian malah muntah karena kebanyakan minum.
"Hoekkk!!! "
"Astaga menjijikkan sekali!! " George sampai mual mencium bau muntahan Vivian. Nafsunya sampai menghilang begitu saja. Bajunya juga ikut kotor terkena muntahannya.
"Merepotkan sekali, " George langsung melepas bajunya dan melemparnya sembarangan dengan tatapan jijik. Dia juga terpaksa melepas gaun yang dikenakan oleh Vivian yang juga terkena muntahan. Matanya terbelalak saat melihat betapa indah tubuh Vivian. Bukit kembarnya begitu putih, besar dan bulat. Perutnya begitu ramping tanpa gumpalan lemak, dan kulitnya putih bersih dan terawat tanpa celah noda sedikitpun. Hanya saja dibalik punggungnya ada sebuah tato kupu-kupu yang amat besar memenuhi seluruh punggungnya. Dia tidak menyangka kakak iparnya yang terlihat cupu dan tertutup malah menyimpan semua keindahan ini.
"Rayn.... " gumam Vivian dalam tidurnya. George tertegun saat mendengar Vivian memanggil nama kakaknya. Apa Vivian ada masalah dengan kak Rayn sampai jadi seperti ini. Dia langsung menyelimuti tubuh Vivian dengan selimut sambil membenarkan anak rambutnya yang terlihat berantakan.
"Kamu cantik juga kakak ipar, aku baru menyadari betapa cantiknya dirimu, " ucapnya lirih. Hatinya merasa berdebar saat menatapnya. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?
***
Esoknya Vivian terbangun dengan kepala yang terasa pening. Matanya langsung terbuka lebar saat menatap pria yang tak asing sedang tidur sambil memeluknya dengan erat.
"Ahkkk!! " teriak Vivian sambil mendorong tubuh George hingga terjatuh ke bawah lantai.
"Ahkkk!! aduh pantatku!!" erang George kesakitan sambil memegang pantatnya.
Vivian panik karena saat ini dia hanya memakai dalaman saja. Dia langsung menggelung tubuhnya dengan selimut.
"Kamu apakan aku George?! kenapa aku bisa ada disini?! " tanya Vivian kebingungan. Dia hanya ingat semalam dia sedang berada di dalam kamarnya.
"Apa kamu tidak ingat kalau semalam kamu yang sudah menggodaku di club? " tanya George sambil berdiri dengan tubuh toples dan hanya memakai celana pendek saja. Vivian memalingkan wajahnya karena ini pertama kalinya dia melihat tubuh kekar adik iparnya. Dia mencoba mengingat kejadian semalam tapi dia sama sekali tidak ingat. Apa alter egonya semalam berbuat ulah lagi?
"Aku mabuk jadi aku tidak ingat apapun George. Aku minta maaf ya. Tolong bawa aku pulang, " ucap Vivian sambil menundukkan wajahnya karena malu. George tersenyum melihatnya dan perlahan mendekati kakak iparnya itu.
"Mau pulang dalam keadaan begini? apa kamu tidak takut dimarahi kakakku? tunggulah sebentar lagi aku sedang menelpon asistenku untuk membeli pakaian untuk kita. Semalam tidak terjadi apapun. Hanya saja apa kamu serius dengan perkataanmu malam kemarin? " tanya George menggodanya.
"Perkataan apa? " tanya Vivian bingung.
George menghela nafasnya lalu mencium bibir Vivian sekilas. Mata Vivian membola karena adik iparnya itu menciumnya tiba-tiba.
"Semalam adalah hari pertama kita. Aku tidak akan mundur lagi dan tidak peduli jika kamu adalah kakak iparku," ucapnya.
Ting nong ting nong
George langsung membuka pintu kamar hotelnya. Terlihat asisten George menyerahkan beberapa kantung paparbag pada George. Setelah itu George menutup pintunya kembali dan menyerahkan satu paperbag untuk Vivian.
"Mandilah lebih dulu setelah itu kita akan sarapan bersama, "
Vivian mengambil paperbag itu dengan wajah ragu-ragu. Bagaimana caranya dia bisa ke kamar mandi? tidak mungkin kan dia memperlihatkan tubuhnya pada George.
"Bisa kamu berbalik sebentar? " tanya Vivian.
"Buat apa? semalam aku sudah melihat seluruh tubuhmu termasuk tato kupu-kupu di belakang punggungmu itu. Aku tidak menyangka wanita cupu dan polos seperti dirinya punya tato tersembunyi, " ucap George mengejutkan Vivian. Tidak ada seorangpun yang tau mengenai tatonya. Termasuk suaminya sendiri.
"Jangan beritahu siapapun mengenai tatoku dan tolong berbaliklah aku tidak mau kamu melihatku, " pinta Vivian memohon.
"Baiklah aku akan berbalik, apa kamu mau kita mandi bersama? " ajaknya menggoda Vivian lagi.
"Tidak mau!! " tolak Vivian mentah-mentah.
George terkekeh lalu berbalik memunggungi wanita itu " cepatlah mandi karena aku juga ingin mandi. Sekarang aku sudah terlambat pergi ke kantor. "
Vivian langsung bangkit keluar dari selimutnya lalu berlari ke kamar mandi sambil membawa paperbag yang diberikan oleh George barusan.
Sementara itu dirumah Rayn mencari sosok Vivian yang tidak ada dimana-mana. Bahkan kunci mobilnya saja sudah menghilang. Dia terkejut saat mendapati salah satu mobilnya sudah hilang di dalam bagasi.
"Budi!! Budi!! kemana mobilku yang warna merah?! apa kamu tidak menjaga rumah ini semalam?! mobilku hilang Budi!! " seru Rayn memarahi satpam yang menjaga rumahnya.
"Mobil merah? ibu Vivian yang membawanya semalam tuan, " jawab satpamnya.
"Apa?! Vivian?! berani sekali dia menyentuh mobilku!! "
Baru saja dibicarakan Vivian sudah kembali membawa pulang mobil suaminya. Dia keluar dari mobil dengan wajah ketakutan.
"Mas maaf semalam aku harus kerumah temanku. Dia sakit dan tidak ada orang yang menjaganya semalam. Aku terpaksa meminjam mobilmu mas, " ucap Vivian berbohong sambil menyerahkan kunci mobil pada Rayn.
"Kalau mau keluar itu bilang dulu!! dan ini terakhir kalinya kamu memakai mobilku!!" bentak Rayn sampai Vivian hampir menangis dibuatnya. Rayn mengambil kunci mobilnya lalu kembali masuk ke dalam rumah. Budi sampai kasihan dan prihatin melihat majikannya menangis.
Vivian menghapus air matanya dengan cepat. Dia harus berganti pakaian untuk bekerja ke kantor. Saat dia masuk ke dalam rumah, dia melihat Rayn sedang memeluk Arsyilla yang sedang memasak di dapur.
"Mas udah dong geli, " ucap Arsyilla dengan suara mendayu-dayu. Terlihat Rayn sedang asyik mencumbu istri keduanya itu sambil meraba-raba bukit kembarnya. Vivian memalingkan wajahnya lalu segera masuk ke dalam kamarnya. Setelah bersiap-siap dia pergi begitu saja tanpa memperdulikan mereka. Vivian harus memesan ojek online untuk pergi ke kantor karena suaminya tidak mengizinkan untuk membawa mobil.
"Uangku tinggal segini? apa aku pinjam uang saja pada Arsen? " Vivian menatap lesu selembar uang 50 ribu di tangannya. Padahal dia sudah berhemat tapi tetap saja dia kehabisan uang di pertengahan bulan.
Tiba-tiba terdengar suara notifikasi di ponselnya. Matanya terbelalak saat melihat George mengirim uang ke rekeningnya sebesar 1 milyar rupiah.
"Apa-apaan ini? kenapa dia mengirimkan aku uang sebanyak ini? "
Tak lama kemudian George menelponnya. Vivian langsung mengangkatnya untuk bertanya apa maksud dan tujuan adik iparnya itu mengirimkan uang sebanyak itu padanya.
"Halo sayang, " sapa George.
"George kenapa kamu mengirimkan uang padaku sebanyak ini?" tanya Vivian.
"Tentu saja untuk kamu belanja sayang. Sekarang kan kita pacaran, " jawab George dari ujung telepon.
"Pacaran? sejak kapan kita pacaran George. Aku tidak bisa menerima uang sebanyak ini. Aku akan transfer balik. "
"Silahkan saja, kalau kamu melakukannya maka aku akan mentransfernya dua kali lipat ke rekeningmu. Bukankah malam kemarin kamu bilang kalau kamu mencintai aku? sudah dulu ya aku sedang sibuk. Nanti aku telpon lagi. Bye sayang, "
Tut tut tut
Panggilan telepon langsung terputus. Vivian bingung dia harus apakan uang 1 milyar ini.
"Dasar g****k kamu Vivian ambil saja uangnya dan rawat dirimu secantik mungkin agar Rayn menyesal sudah menyia-nyiakanmu selama ini, " ucap alter egonya. Wajah Vivian berubah tersenyum tak sabar ingin menghabiskan semua uang yang diberikan oleh George padanya.