BAB 22

1480 Kata

"Ikut saya!" perintah Ibran, ayahnya, lelaki yang barusan masuk ke ruangannya dengan tampang yang tidak menyenangkan. Brian tahu, ada banyak tanya yang akan diajukan oleh lelaki paruh baya itu padanya. Tanpa harus disuruh dua kali, Brian lantas keluar dari ruangan, menyusul Ibran dan meninggalkan Fadi beserta Venita yang menatapnya khawatir. Mereka tentu tahu, sebesar apa tekanan pekerjaan Brian—yang pernah membuat mereka sempat tak habis pikir, bagaimana bisa anak dari seorang Kepala Jaksa malah ditugaskan berbagai kasus berat yang berisiko tinggi? Brian menutup pintu ruangan ayahnya. Lantas berdiri di belakang pria itu yang kini memunggunginya sambil sesekali mendesis kesal. Saat pria itu berbalik, Brian sudah menyiapkan mental. "Kamu tahu, masyarakat semakin menggila dengan kabar pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN