Arya melepaskan tangannya agar Rania bisa menjawabnya dengan leluasa. Kedua tangan gadis itu menangkup di atas perutnya. Dia memutar bola matanya dengan malas mendengar pertanyaan dari sang kapten. “Rania, jawab pertanyaan saya. Atau saya mel—” “Melakukan apa? Anda tidak bisa ya macam-macam dengan saya! Lagi pula itu urusan Melati mau dekat sama juga. Ngapain juga Anda ingin ikut campur urusan mantan? Bukankah saat Anda memiliki urusan dengan si Sonya, Melati tidak ikut campur sampai kalian ketahuan?” potong Rania dengan tegas. Arya mengangkat tangannya, tetapi Rania tetap pada posisi yang sama. Bahkan, pramugari itu mengangkat wajahnya lebih condong. Dia ingin melihat seberapa kuat, Arya akan menyakiti dirinya. “Kenapa diam? Mau nampar saya, Anda? Sudah tahu kan pasal dan undang-und