Kala itu Leony menaikkan kakinya ke atas anak tangga yang terbuat dari bata warna abu. Dia menyeberangi jalanan yang menuju ke tempat mall seperti kebanyakan jakarta pada umumnya. Leony mengikuti alur jalan yang terdapat pembatas kanan kiri dan mulai mencuci tangan diwastafel serta menggunakan sabun yang telah tersedia dan Ia membasuhnya dengan keran yang ada.
Sesudahnya Ia mengambil tissue yang berada di dekat wastafel tersebut. Leony mengeringkan tangannya dengan tissue tersebut. Kemudian Ia membuang barang bekas pakai itu ke tempat sampah yang ada.
Leony pun melanjutkan kembali jalan kakinya dan melewati petugas keamanan didepan pintu kaca otomatis itu.
"Selamat siang Ibu, boleh saya periksa dulu suhu badannya?"
"Tentu saja, kenapa tidak"cetus Leony mengizinkannya
Bapak yang berseragam hitam memegang alat benda itu dan menempelkan ke arah dahi Leony tersebut.
"Suhunya normal. Bisa masuk ke dalam kok"sahutnya
Leony melewati jalan pintu tersebut dan Ia melangkah serta mengitari jalanan mall. Selanjutnya Leony berkeliling ke seluruh lantai mall. Dia juga mendatangi setiap toko aksesoris dan masuk ke dalamnya untuk melihat barang apa saja yang ada disana.
Usai Leony melihat-lihat, dia pun keluar dari toko pertama dan masuk ke tempat lainnya.
Akhirnya Leony memilih untuk memasuki sebuah gedung bioskop dan melihat ke dalamnya. Disitu terdapat beberapa orang muda yang duduk disofa serta poster setiap film didinding yang ada. Leony hanya berjalan dan memandangi deretan toko lainnya. Sampailah Leony mendekati sebuah kursi sofa cokelat yang selalu ada disetiap sisi dekat dinding. Dia pun duduk disana dan mengambil charge untuk ponsel dan mulai menancapkan ke dindingnya.
"Sambil isi baterai dulu"lirihnya
Sekitar tiga puluh menit, maka Leony pun membereskan ponselnya. Selanjutnya Leony memasukkan ponsel dan kabel charge semula ke dalam tasnya. Dia pun berjalan kembali dan keluar dari cinema tersebut.
Leony merasa dirinya tak nyaman. Maka Ia pun menuju ke kamar kecil dan dia juga membuangnya disana.
Selanjutnya Leony meneruskan aksi me time didalam mall tersebut. Setelah Leony berkeliling dan mengitari seluruh lantai disana. Maka Leony pun memilih turun karena dia merasa perutnya mulai lapar dan berbunyi cukup keras.
Kemudian Leony pergi ke lantai kedua yang mana disitu banyak food court serta acara pameran yang ada.
"Kayaknya makan ramen enak sepertinya"gumamnya
Maka Leony memasuki restoran yang memiliki nuansa japanese.
"Selamat sore, silahkan. Mau dimeja yang mana?"tawar pelayannya
"Dipojok sana asik"cetusnya
Leony duduk disebuah meja kosong dari bahan batu khusus dengan empat kursi yang terbuat dari kayu.
Setelah Leony duduk di kursi tersebut. Pelayan menyodorkan buku menu dan Ia membuka setiap lembarnya serta membuka-bukanya pelan.
"Saya pilih ramen kuah saja ya"
"Ok. Harap tunggu sebentar"
Pelayan mencatat pesanan dimemo kertas putih dan dia menuju ke dapur tempat pembuatan makanan yang ada.
"Kawan, itu meja nomor lima mau order ini"ucapnya sambil menyerahkan kertas tersebut kepada tukang masak yang ada
"Siap. Tunggu ya. Kita sih bakalan bikin buat ira"cetusnya
"Baik, oke. Maturnuwun"
Sembari Leony menunggu Ia membuka pesan diaplikasi yang terdapat chat banyak sekali. Perlahan tapi pasti Leony mulai membalas semua pesan tersebut. Hingga pada akhirnya Leony menuju ke sebuah nomor asing tak dikenal.
"Malam, maaf mengganggu. Ini Naila bukan?"
Leony hanya melihat pesan itu sebentar dan meliriknya tapi tak membalasnya.
"Sebaiknya nanti saja ya aku balas pesan ini. Palingan dari grup yang kemarin gue gabung"
Tak lama pelayan yang memakai seragam hitam dan membawa nampan yang diatasnya terdapat mangkok hitam serta ramen terendam air kuah didalamnya.
"Pesanannya sudah datang"
"Oh, terimakasih. Bisa tolong letakkan saja disitu"
Pelayan itu menaruh mangkok isi orderan dari tamunya dan juga gelas berisi teh khas jepang dimeja yang sama. Setelahnya pelayan itu meninggalkan tamunya agar makan.
Disaat yang sama, Leony sedang asik menonton drama korea yang membuatnya penasaran untuk melihatnya. Secara Leony sedang merasa bosan dengan aktivitas yang begitu penat dan membosankan.
Leony menonton drama korea sambil memakan ramen yang ada dengan sumpit dan juga sendok pada tangannya.
"Wah, seru sekali ini"lirihnya
Kemudian Leony menghabiskan makanannya dan menghentikan acara menontonnya karena bosan melanda.
Kebetulan mamanya menelepon dirinya.
"Halo?"
"Ya?"
"Ada dimana?"
"Aku ada ditempat ramen"
"Oh, kita mau ke situ. Adikmu mau makan apa itu yang kamu bilang tadi"
"Oalah, tadi sepi sekarang rame banget orang. Ini aja aku mau pergi dan keluar dari tempat ini"
"Oke, kita on the way mau kesana"
"Sip. Aku mau ke toilet dulu"jujur Leony
Kemudian Leony pun berjalan menuju ke tempat kasir dan mulai membayar tagihan yang ada bekas makan dirinya.
"Total berapa?"
"Enam puluh ribu"
Leony mengeluarkan uang yang diminta dan Ia memberikan kepada bagian kasir tersebut.
Kasir mengetik dikeyword yang ada dan keluarlah struk kertas dari atas mesin tersebut. Ia menariknya dan menyerahkan kepada Leony.
"Terimakasih"kata Leony
Setelahnya Leony memegang struk dan memperhatikannya sekilas. Habis itu Leony berjalan keluar. Saat itu Mamanya menelepon kembali.
"Kamu dimana?"
"Baru mau keluar nih. Pada dimana?"
"Mami ada dipinggir jalan depan mall"
"Oke aku ke sana"
Leony berjalan dan melirik ke kanan serta ke kiri. Tak ada mobil yang dibawa oleh ayahnya. Dia terus berjalan dan sampailah Ia dimobil yang ditunggunya sedari tadi.
Leony membuka pintunya dan mencondongkan kepalanya ke dalam ruangan sana.
"Mami kok gak ada?"
"Itu lagi beli makan"
"Dimana?"
"Disana"tunjuk adiknya ke sebuah tempat yang terbuat dari besi tapi dengan ukiran gaya khas anak muda kekinian sehingga booth tersebut seperti tempat nongkrong anak muda zaman now.
Leony menutup pintunya kembali dan melanjutkan perjalanannya ke tempat jajan tujuan yang terletak dipinggir jalan yang mana trotoar tempat orang berlalu lalang.
"Hai, Mam"
"Eh, datang juga"
"Iya tadi aku carikan rupanya disini"
"Ya biasa adikmu minta jajan dan dia bilang lapar ya yang ada aja katanya"
"Baiklah kalau begitu"
Leony dan Mamanya menunggu pesanannya selesai dibuat. Kemudian mereka berdua mulai berjalan dan kembali masuk ke dalam mobilnya.
"Beres?"tanya ayahnya
"Yoi"
"Langsung pulang aja ya"kata ayahnya
Istrinya mengangguk serta menyetujuinya.
Didalam mobil, Leony teringat akan pesan yang belum ia balas.
"Ah, sampai lupa. Aku mau balas pesan dia dulu"
"Emang pesan dari siapa?"
"Gak tahu makanya mau ngobrol dulu"
"Ok"
Mama Leony adalah makhluk paling kepo bila sesuatu terjadi dengan dirinya atau ada cerita terbaru mengenai anaknya.
Leony pun mulai mengetik serta membalas pesannya.
"Hai, maaf bukan. Ini Leony, kamu dapat nomorku darimana ya?"
"Grup"
"Yang seminar itu bukan?"
"Benar banget"
Leony terdiam dan heran dengan apa yang terjadi. Dia berpikir sejenak.
"Kok agak aneh ya. Masa sih ada temanku dari seminar yang tampangnya kayak gini kan jarang"gumamnya
Karena Leony penasaran maka Ia mencari tahu grup yang ada dihandphonenya.
"Hmm aku buka grup dulu dari yang atas kali ya"
Setelah Leony membuka banyak grup namun tak ada foto pria tadi. Maka Leony memutuskan untuk mengajaknya berkenalan agar mengetahui siapa dan darimana asal manusia itu.
"Eh, lu dari grup yang mana sih?"
"Itu loh yang ada jakarta"
"Kelompok muda?"
"Yes"
"Oh, maaf sepertinya gue salah orang deh"
"It's okay kan ada digrup juga"
"Thanks"
"Oh, ya kalau yang lu cari siapa itu Naila ya? Lu tanya aja sama admin grup biar gak nyasar. Lu salah orang. Gue kan Leony bukan Naila"
"Gak apa-apa biar nambah kenalan dan juga teman"
Leony pun mengomel sendirian dan menggerutu.
"Aneh nih cowok ngapain sih ganggu hidup gue aja. Gue kan udah bilang gitu malah jadi rese kan"
Sejujurnya Leony merasa risi dengan jenis cowok yang maksa dan gak jelas. Leony paham betul Jack hanya menambah teman tidak lebih dari itu. Tapi Leony tetap saja tidak suka bahkan merasa terusik dengan sikap Jack yang seperti itu adanya.