"Beri talak aku."
Lelaki tampan itu menarik nafas panjang, dia melirik ke arah perempuan yang berusia jauh lebih muda darinya, istri ketiganya yang merupakan adik sepupu dari istri pertamanya.
"Aku tidak mau." Jawabnya tegas.
"Satu-satunya hal yang mengikat kita sudah tidak ada lagi, Mas. Aliesya sudah pergi, Aku tidak perlu lagi menjadi pengasuh."
"Sudah kubilang, aku tidak akan memberimu talak walau Aliesya sudah pergi."
"Kumohon jangan egois. Kamu tidak mencintaiku. Tidak pernah ada aku di hatimu. Aku tidak pernah kamu anggap sebagai seorang istri, kan? Aku lelah, aku juga ingin dicinta." Tanya perempuan itu dengan nada sedih, matanya menerawang jauh.
Lelaki tampan itu memandang lekat ke arah istri ketiganya itu, "Jika aku bilang aku cinta kamu, apakah kamu percaya?"
Renata itu menoleh dan menggeleng perlahan, "Tidak, Mas. Maaf. Kamu membutuhkanku karena Aliesya. Statusku memang istri ketigamu, tapi aku bukan pelakor. Sekarang, lepaskan aku, biarkan aku mendapatkan kebahagiaanku sendiri."
***
Ketika langkah kaki berada di persimpangan, apa yang harus dilakukan?
Ketika kebahagiaan nampak semu untuk diraih, apa yang harus dilakukan?
Ketika namamu tidak pernah ada di hati orang yang kamu cinta, apa yang harus kamu lakukan?
Tetap bertahan dalam segala luka dan duka atau pergi untuk mendapat bahagia?
Saat ada orang yang berkata, dermaga hatinya siap untuk menjadi pelabuhan terakhir biduk cinta.
Kisah cinta mengharu biru antara Rendra dan Renata. Diselingi kisah pilu Aliesya, anak yang sulit untuk berkomunikasi dan mengekspresikan apa yang dia rasakan.
Aku akan mengajak kalian untuk mengikuti jalan hidupku di kisah romansa ini.