“David!” Widya berseru protes karena dia sampai menempel pada pintu, tapi kemudian dia menjadi diam saat merasakan sebuah sentuhan dari sesuatu yang lunak tapi juga keras. Benda itu adalah pusaka dari David yang secara sengaja dia sentuhkan ke paha Widya yang cuma dilapisi kain piyama yang tidak tebal. Jelas itu terasa sekali. Tidak sampai di situ, David menggeser semua rambut Widya ke sisi kiri pundak perempuan ini. Lalu juga memajukan wajahnya hingga menempel di pundak kanan Widya. Berbisik di terlinga perempuan yang tubuhnya sudah menegang ini. “Ini tujuan lo masuk ke sini, kan?” tanya David dengan suara menggoda. Dia juga berulah dengan menggesekkan benda pusakannya ke paha Widya lagi. Alhasil tubuh Widya semakin tegang. “Bu-bukan itu!” jawab Widya terbata-bata. “Lalu apa? lo u