Malam itu entah mengapa dia memiliki firasat buruk yang memenuhi benaknya. Damian terus melihat keluar jendela di mana hujan jatuh begitu derasnya. Lalu tatapannya beralih ke tempat tidur, di mana Elena sedang tertidur.
Setelah tadi dia membantu mengaplikasikan salep luka pada tubuhnya dan memaksanya meminum obat, wanita itu akhirnya mau tidur. Sedangkan dia, sudah berlalu beberapa jam namun tidak bisa memejamkan mata.
Damian terus berdiri di dekat jendela sampai beberapa menit hingga suara lirih dari arah belakangnya terdengar. Elena terbangun karena rasa haus yang menyebabkan tenggorokannya tak nyaman. “Minum.”
Pria itu langsung datang menghampiri, menuangkan air hangat yang ada di termos ke dalam gelas, mengisinya separuh lalu mendekati Elena yang beranjak bangun. Dengan penuh perhat
