Dentingan lift saat pintunya mulai terbuka telah berbunyi. Menyadarkan Rasen dari lamunannya yang sedari tadi teramat fokus pada apa-apa saja yang sudah sempat disimaknya selama berbincang dengan sang kakak dan juga wanita pilihannya. Demi Tuhan, Rasen sampai harus mendesah gusar hanya karena dia tidak bisa berbuat apapun di sela Gentala yang sudah bertutur pasrah bahwa ia tak berdaya jikapun disuruh berkata jujur pada kedua orangtuanya. "Ini beneran gila!" desis pemuda itu sembari sigap berjalan cepat menuju ke luar lift diteruskan ke arah lobi dan berakhir ke pelataran parkiran khusus pengunjung yang bukan terkategori penghuni gedung apartemen tersebut. Sambil tak henti ia melangkah, Rasen pun berulang kali mendecak gemas di tengah ia yang seolah tidak punya solusi lain. Bukan dia ti