Seperti baru saja tertimpa kesialan yang sulit dihilangkan, Rasen merasa geram ketika dirinya ditunjuk sebagai asisten dosen Nirmala. Boro-boro bisa mengemban tugas yang akan didapatnya kelak, Rasen sendiri bahkan selama ini jarang sekali masuk kelas. Kerjaannya pun hanya membolos dan berleha-leha saja. Sungguh pemuda ini tidak habis pikir, kenapa bisa-bisanya Nirmala memilih dirinya sebagai seorang asisten padahal Rasen pribadi tidak memahami apa-apa. "Udah... Terimain aja nasib lo sebagai asisten dosen Mala. Lagipula, seharusnya lo tuh seneng! Karena dengan lo yang dijadikan sebagai asistennya, maka itu akan membikin lo jadi lebih dekat lagi sama dia. Bukannya itu yang lo mau selama ini? Lo selalu berharap bisa ada di dekatnya terus, kan?" cetus Taksa yang kala ini sedang berada di kan