Ken tampak frustrasi. Ia mengusap wajahnya berkali-kali. Sejak melihat benda yang sejak tadi disembunyikan oleh Leyna, ia hanya terdiam sambil sesekali melirik ke arah alat itu yang ia letakkan di atas meja. Dia jelas tidak salah lihat, dan cukup tahu arti dari dua garis yang tertera di sana. Sementara Leyna tampak syok dan kehilangan kata-kata beberapa detik hingga akhirnya membuka mulutnya. “Aku juga baru tahu. Selama ini aku rajin cek dan-” “Harusnya kamu nggak ceroboh. Kamu nggak langsung minum pil pencegah kehamilan waktu itu?” potong Ken sambil menatap tajam Leyna yang berwajah pucat. Impulsif malah kalimat menyudutkan Leyna yang keluar dari bibirnya. Manik mata Leyna membulat atas reaksi Ken,“Aku minum sorenya. Apa itu sudah terlambat? Aku nggak tahu semua akan seperti ini, Ken