Terpaksa

1582 Kata

Adrea tiba di kampung halamannya. Kai memberikannya cuti hingga hatinya merasa tenang. Adrea sudah seperti adik bagi Kai. Tapi gadis cantik itu tidak pernah mau membagi kesedihannya. Dia selalu terlihat tegar, dan tidak ingin membuat siapapun khawatir. Adrea menatap rumah yang saat ini ditempati oleh Ibunya dengan senyum merekah. Sebentar lagi dirinya bisa memeluk wanita yang dicintainya tersebut. Langkahnya perlahan terhenti mendengar suara berisik dari dalam rumah, disusul suara piring pecah. Adrea dengan cepat berlari masuk ke dalam rumah. Mendapati tiga orang laki-laki yang tampak menunjuk-nunjuk muka paman dengan raut penuh kemarahan. Ibu dan juga bibik saling berangkulan ketakutan. "Ada apa ini !" Teiak Adrea dengan cepat maju menghadang tendangan dari lelaki berbadan kekar. Perk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN