Hari sudah semakin siang, dimana Dicka dan Bripda Riko masih saja berada di rumah mewah itu. Banyak yang ingin mereka berdua ketahui, namun Pak Arif malah mengusirnya begitu saja. Pak Arif mulai jenuh dengan pertanyaan - pertanyaan yang sengaja mereka lontarkan demi mengetahui kebenarannya.
"Me - menemuinya?" kata Pak Arif kaget.
"Iya Pak, kami harus menemui orang - orang terdekat dulu soalnya ..."
Belum juga Dicka selesai bicara, Pak arif sudah memotong pembicaraannya, "Oh iya, tugas kalian itu, bukan hanya mengintrogasi orang saja kan? Kenapa dari tadi muter - muter di situ terus? Mendingan kalian berdua cari langsung ke lapangan saja, biar lebih jelas," kata Pak Arif dengan penuh kejengkelan.
"Maaf, Pak, apa Bapak keberatan? Kami hanya ingin tahu lebih dalam kenapa keponakan bapak i
